REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Air yang ada bi Bumi mungkin berasal dari meteroit. Meteorit mungkin telah mengirimkan air ke Bumi dari Tata Surya terluar saat 4,5 miliar tahun lalu. Meteorit adalah batu meteor yang berhasil mencapai permukaan Bumi.
Itulah saran dari makalah baru yang diterbitkan di Science, jurnal akademik dari American Association for the Advancement of Science.
Dilansir dari Forbes, meteorit yang mungkin telah membawa air ke Bumi di awal sejarahnya bukanlah klaim yang kontroversial. Penelitian baru ini menunjukkan bahwa alih-alih berhenti miliaran tahun yang lalu, proses ini mungkin masih berlangsung hingga saat ini.
Para peneliti mempelajari meteorit karbonit chondrite. Mereka menemukan bahwa mateorit itu dalam jutaan tahun terakhir memiliki cairan yang mengalir di atasnya. Meteorit karbonit chondrite adaah meteor yang paling primitif yang berasal dari benda induk purba yang mengorbit di Tata Surya bagian luar di luar orbit Jupiter.
Para ilmuwan yang dipimpin oleh Simon Turner di Macquarie University di Sydney, Australia meneliti meteorit karbonit chondrite yang dikumpulkan dari seluruh dunia.
Untuk menemukan tanda-tanda aliran cairan baru-baru ini mereka mencari isotop uranium dan thorium di sampel meteorit. Mereka menggunakan itu karena uranium larut dalam air. Jika ada air di meteorit, uranium pasti akan bergerak. Tanda keberadaan air akan hilang dalam waktu satu juta tahun, karena peluruhan radioaktif. Namun, tidak demikian halnya pada beberapa meteorit.
Kesimpulan mereka adalah bahwa meteorit karbonit chondrite masih mengandung air atau cairan metana, mungkin karena es mencair selama benturan yang menghancurkan meteorit tersebut. Itu pada gilirannya menunjukkan bahwa meteorit mungkin telah mengirimkan air ke Bumi sepanjang sejarah planet kita.
Air tidak terlalu langka di antara objek Tata Surya. Misalnya Asteroid Bennu dan komet yang memiliki kandungan air dan akan memuntahkan es yang mencair.
Temuan terbaru ini menunjukkan, berapa lama air dapat bertahan, dan menunjukkan bahwa beberapa kondrit di Bumi mungkin masih memiliki es meskipun ada kekuatan dari dampaknya.