Rabu 30 Sep 2020 15:15 WIB

5 Tahun, Satelit India Sukses Kumpulkan Data Ruang Angkasa

Astrosat, observatorium ruang angkasa India sudah beroperasi selama 5 tahun.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Alam semesta (ilustrasi).
Foto: www.kaheel7.com
Alam semesta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Observatorium berbasis ruang angkasa multi-panjang gelombang pertama di India, Astrosat, berhasul menyelesaikan lima tahun operasi pada 28 September. Observatorium ini telah memberikan akses ke ilmuwan untuk menggali data ilmiah guna melakukan penelitian lanjutan di bidang astronomi.

Dilansir di The Indian Express, Rabu (30/9) dijelaskan, hingga satu dekade lalu, hanya ada hampir 50 pengguna data astronomi, dari jenis yang dihasilkan Astrosat, di India.

Baca Juga

"Namun saat ini, pengguna data Astrosat yang terdaftar di India saja mendekati 700, sebagian besar dari universitas.  Secara keseluruhan, ada sekitar 1.500 pengguna terdaftar dari 43 negara," kata Dipankar Bhattacharya, ilmuwan senior dari Inter University Center for Astronomy and Astrophysics (IUCAA) dan anggota kunci tim Astrosat.

Diluncurkan pada tahun 2015 oleh Indian Space Research Organisation (ISRO), Astrosat seberat 1.513 kg memiliki berbagai macam muatan dan instrumen penelitian.

Dipimpin oleh ISRO, kolaborasi ini mendapatkan masukan dari para ilmuwan dari IUCAA, Tata Institute of Fundamental Research, Physical Research Laboratory, Indian Institute of Astrophysics dan Raman Research Institute.

Meskipun disusun sekitar pertengahan 1990-an, perjalanan Astrosat hingga landasan peluncuran agak lama. Namun, selama lima tahun terakhir, Astrosat telah matang dan terus menghasilkan hasil dari area yang belum dijelajahi di langit.

Di tahun-tahun mendatang, mempelajari galaksi yang terletak di dekat Bima Sakti akan menjadi salah satu dari banyak bidang penelitian yang menggunakan fasilitas ini. Fokus khusus akan mempelajari pembentukan bintang di galaksi tersebut.

"Kemampuan pencitraan ultraviolet satelit sejauh ini adalah yang terbaik dan bagus dalam mendeteksi formasi bintang.  Pemetaan galaksi semacam itu bisa mengungkap di mana bintang-bintang itu terbentuk," jelas Bhattacharya.

Kumpulan data yang dihasilkan oleh Astrosat cukup unik dan paling melengkapi yang dihasilkan oleh satelit internasional lainnya. Menurutnya, kombinasi ini berpotensi menawarkan pemandangan baru untuk belajar.

Somak Raychaudhury, direktur IUCAA, menjelaskan bahwa Astrosat telah membuka jalan baru bagi para astronom. Kini para astronom dapat melihat benda-benda langit di seluruh spektrum menggunakan  satu fasilitas. Salah satunya adalah sejumlah besar pengukuran polarisasi Gamma Ray Bursts.

“Saya pribadi merasa bahwa kinerja Astrosat masih tersisa satu dekade lagi,” kata Raychaudhury.

Bhattacharya menambahkan, sebelumnya, beberapa pengukuran telah dilakukan.  Namun, Astrosat mampu melakukan setidaknya 10 pengukuran dalam setahun.  "Ada lebih banyak penemuan ilmiah yang disimpan karena lebih banyak kumpulan data menunggu analisis," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement