Jumat 06 Oct 2023 19:21 WIB

Wahana Ruang Angkasa Ternyata Butuh Juga Tempat Parkir, Apa Fungsinya?

Setiap misi menuju ruang angkasa membutuhkan tempat parkir.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
Sebagian besar objek yang diluncurkan ke luar angkasa adalah satelit yang dapat bergerak lebih cepat dari empat mil per detik di wilayah tempat mereka parkir./ilustrasi
Foto: Samantha Cristoforetti/European Space Agency
Sebagian besar objek yang diluncurkan ke luar angkasa adalah satelit yang dapat bergerak lebih cepat dari empat mil per detik di wilayah tempat mereka parkir./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Setiap misi menuju ruang angkasa membutuhkan tempat parkir. Namun, tempat parkir yang merupakan wilayah yang terletak di orbit cepat menjadi terisi atau lebih rentan terhadap tabrakan.

Sebagian besar objek yang diluncurkan ke luar angkasa adalah satelit yang dapat bergerak lebih cepat dari empat mil per detik di wilayah tempat mereka parkir. Jumlah satelit yang saat ini berada di luar angkasa diperkirakan akan diluncurkan sekitar 10 kali lipat pada tahun 2030.

Baca Juga

Pada saat yang sama, konstelasi satelit juga bertambah, baik dalam jumlah maupun ukurannya. Ini adalah kelompok satelit yang bekerja bersama sebagai suatu sistem, seperti untuk mengaktifkan GPS, observasi bumi, akses internet, dan jenis komunikasi lainnya.

“Konstelasi satelit menjadi begitu besar dan banyak sehingga menjadi mustahil untuk melacak semuanya secara akurat dan memastikan keamanan jangka panjang bahkan melalui sarana komputasi,” kata asisten profesor aeronautika dan astronotika di Purdue University, David Arnas, dilansir Phys, Jumat (6/10/2023).

Arnas dan mahasiswa pascasarjananya sedang menyelidiki bagaimana orbit dapat digunakan untuk merancang tempat parkir satelit yang lebih baik baik di area yang lebih dekat dengan bumi. Kelompok penelitiannya juga menemukan metode baru untuk menganalisis konstelasi satelit seiring bertambahnya ukurannya.

Tujuan Arnas adalah menjadikan ruang lebih adil. Menempatkan pesawat ruang angkasa di tempat parkir yang telah ditentukan dapat mengurangi kemungkinan ruang menjadi terlalu berantakan sehingga misi dapat berlangsung dengan aman.

“Ruang angkasa adalah sumber daya bersama umat manusia, sama seperti air dan udara. Meski terlihat sangat luas, namun jumlahnya masih terbatas. Tanggung jawab kita adalah memastikan bahwa generasi mendatang juga memiliki akses yang adil terhadap ruang angkasa,” ujarnya.

Membantu konstelasi satelit menjadi lebih besar dengan lebih aman

Hanya dalam waktu satu bulan, potongan puing akibat ledakan atau tabrakan satelit di orbit rendah dapat menutupi seluruh bumi. Puing-puing ini dapat bertahan selama beberapa tahun hingga beberapa ratus tahun, tergantung pada ketinggian.

Arnas telah membuat temuan tentang cara memperkirakan kapasitas orbit, mengurangi risiko tabrakan dalam konstelasi satelit, dan merancang orbit satelit yang lebih tahan terhadap gangguan. Salah satu metode yang dia kembangkan akan membantu menghitung jarak minimum yang harus dijaga oleh satelit satu sama lain.

Saat ini, hanya ada sedikit kebijakan yang mengatur penempatan satelit di luar angkasa. Melalui alat yang dia ciptakan, Arnas berharap dapat membantu memberikan informasi kepada para pengambil keputusan tentang konsekuensi yang mungkin timbul jika meluncurkan satelit baru atau membangun konstelasi baru.

 

Menjadikan perjalanan antara bumi dan bulan lebih hemat bahan bakar

Peningkatan misi luar angkasa dan kepadatan satelit tidak hanya mempengaruhi pesawat ruang angkasa yang mengorbit dekat bumi. Lusinan misi mungkin akan melakukan perjalanan melalui wilayah cislunar selama beberapa tahun ke depan, tetapi sulit untuk memetakan lintasan yang harus diambil pesawat ruang angkasa untuk setiap misi.

Untuk membantu mengatasi masalah ini, kelompok penelitian Arnas sedang mengeksplorasi bagaimana orbit resonansi dapat digunakan untuk merancang lintasan ini dan membantu pesawat ruang angkasa menghemat bahan bakar saat melakukan perjalanan sejauh 238.900 mil dari Bumi ke bulan.

“Jika misi ke bulan dan kembali menjadi lebih umum, maka akan sangat berguna jika infrastruktur sudah dibangun di orbit untuk memindahkan muatan ke sistem cislunar,” ucap Arnas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement