Rabu 13 May 2020 09:02 WIB

Badai Raksasa di Saturnus Berbentuk Segi Enam dan 7 Lapis

Segi enam memiliki sistem berlapis-lapis setidaknya tujuh kabut yang memanjang.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Saturnus
Foto: abc news
Saturnus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badai raksasa yang pusarannya tampak berbentuk seperti segi enam menyapu bagian kutub utara Saturnus. Badai ini terdiri dari es hidrokarbon beku yang tersuspensi dalam tujuh lapisan tipis.

Fenomena ini terungkap menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications pada pekan lalu. Keajaiban enam sisi yang berputar-putar, yang pernah disebut El Reg sebagai hexacane.

Baca Juga

Fenomena ini telah membuat para ilmuwan bertanya-tanya sejak penemuan pada 1980-an oleh pesawat ruang angkasa Voyager 1 dan 2 dari NASA. Pusaran aneh ini memiliki sisi-sisi berukuran sekitar 14.500 kilometer panjangnya atau lebih dari diameter Bumi dan tetap utuh meskipun ada angin yang mencapai 400 kilometer per jam yang bergerak planet dengan cincin raksasa itu.

Sekelompok astronom telah menganalisis gambar yang diambil dari Cassini milik NASA untuk mengungkap struktur mirip menara hexacane secara lebih rinci. Gambar dari pesawat ruang angkasa itu memungkinkan untuk menemukan bahwa, seperti halnya roti sandwich dibentuk, segi enam memiliki sistem berlapis-lapis setidaknya tujuh kabut yang memanjang dari puncak awan ke ketinggian lebih dari 300 kilometer.

"Dunia dingin lainnya, seperti satelit Saturnus, Titan atau planet kerdil Pluto, juga memiliki lapisan-lapisan kabut, tetapi tidak dalam jumlah seperti itu atau secara teratur terbentang,” ujar Agustín Sánchez-Lavega, seorang profesor fisika di Universitas Basque Country, Spanyol, yang memimpin penelitian, seperti dilansir The Register, Selasa (12/5).

Setiap lapisan diperkirakan memiliki ketebalan tujuh hingga 18 kilometer dan terdiri dari kristal hidrokarbon beku berukuran kecil mikrometer, serta propyne, propane, dan diacetylene. Ini diperkirakan juga termasuk asetilena dan benzena di bagian atas.

Setiap partikel diperkirakan memiliki diameter 0,07 hingga 1,4 mikrometer. Lapisan-lapisan tersebut tampak kabur karena konsentrasi partikel yang tersuspensi di masing-masing lapisan bervariasi.

Tim peneliti meyakini tumpukan itu terbentuk dengan bantuan angin kuat yang berhembus ke arah timur. Partikel-partikel mengendap dalam lapisan tergantung pada kepadatan dan suhu atmosfer. Efek serupa, menurut para ilmuwan juga terjadi di Bumi.

Para ilmuwan berharap untuk mempelajari setiap perubahan dalam struktur hexacane untuk melihat bagaimana itu berkembang seiring waktu. Penelitian di masa depan juga disebut harus mengeksplorasi model mikrofisika, pertumbuhan, dan mekanisme penghancuran aerosol yang diamati, serta mencari perubahan dalam sifat kabut dalam kaitannya dengan siklus isolasi musiman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement