REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan Singapura pada Jumat (10/4) telah menangguhkan penggunaan alat konferensi video Zoom oleh guru. Kebijakan itu keluar setelah "insiden yang sangat serius" terjadi pada pekan pertama masa karantina nasional pandemi Covid-19 yang menyebabkan sekolah-sekolah pindah ke pembelajaran berbasis rumah.
Salah satu insiden melibatkan gambar cabul muncul di layar dan pria aneh membuat komentar cabul selama streaming pelajaran geografi dengan remaja perempuan, menurut laporan media setempat. Zoom Video Communications Inc ZMO telah diganggu dengan masalah keamanan dan privasi terkait aplikasi konferensi yang telah mengalami lonjakan penggunaan saat kantor dan sekolah di seluruh dunia tutup untuk mencoba mengekang infeksi corona.
"Ini adalah insiden yang sangat serius. MOE (Kementerian Pendidikan) saat ini sedang menyelidiki kedua pelanggaran ini dan akan mengajukan laporan polisi jika diperlukan," kata Aaron Loh dari divisi teknologi pendidikan kementerian, tanpa memerinci insiden tersebut.
Sebagai tindakan pencegahan, menurut Lon, guru akan menangguhkan penggunaan Zoom sampai masalah keamanan ini diselesaikan. Loh mengatakan bahwa mereka akan memberi saran lebih lanjut kepada guru tentang protokol keamanan, seperti mensyaratkan login yang aman dan tidak membagikan tautan pertemuan di luar siswa di kelas.
Taiwan dan Jerman telah membatasi penggunaan Zoom, sementara Google Alphabet Inc pada Rabu melarang versi desktop Zoom dari laptop perusahaan. Perusahaan juga menghadapi gugatan class action.
Kekhawatiran telah berkembang karena kurangnya enkripsi sesi pertemuan ujung-ke-ujung, perutean lalu lintas melalui China serta zoombombing, yaitu ketika tamu tak diundang dapat mengganggu rapat.
Pejabat di Berkeley High School di Kalifornia mengatakan, mereka menghentikan penggunaan aplikasi itu setelah seorang "pria dewasa telanjang menggunakan cemoohan rasial" mengganggu apa yang dikatakan sekolah sebagai sebuah pertemuan yang dilindungi kata sandi di Zoom, menurut surat kepada orang tua yang dilihat oleh Reuters.
Untuk mengatasi masalah keamanan, Zoom telah memulai rencana 90 hari untuk meningkatkan masalah privasi dan keamanan. Mereka telah menunjuk mantan kepala keamanan Facebook Alex Stamos sebagai penasihat. Pemerintah Singapura juga telah menggunakan alat ini untuk memfasilitasi konferensi pers media.