Senin 11 Nov 2019 14:02 WIB

Nanti Malam, Penduduk Bumi Bisa Lihat Merkurius

Ilmuwan NASA mengumumkan akan terjadi peristiwa 'Transit Merkurius' nanti malam.

Transit Merkurius yang terjadi pada 2006.
Foto: NASA
Transit Merkurius yang terjadi pada 2006.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah tiga tahun berselang, peristiwa 'Transit Merkurius' melintasi piringan Matahari dan sejajar dengan Bumi akan terjadi lagi pada 11 November sekitar pukul 19.00 WIB atau 07.00 am EST. Ini menjadi salah satu peristiwa terlangka yang bisa disaksikan penduduk Bumi.

Ilmuwan NASA, Alex Young, dalam laman Instagram resmi NASA Goddard menjelaskan betapa mereka bersemangat dengan peristiwa ini. Pasalnya, 'Transit Merkurius' yang termasuk langka hanya terjadi sekitar 13 hingga 14 kali dalam satu abad.

Baca Juga

"Jadi, ini lumayan jarang terjadi dan cukup menarik bagi astronomi," ujar Young, Senin (11/11).

Young menjelaskan, 'Transit Merkurius' merupakan peristiwa saat sebuah planet bergerak di depan bintang yang diorbitinya. Transit yang akan terjadi nanti akan memperlihatkan pergerakan Merkurius selama 45 menit.

Peristiwa ini akan terjadi dengan latar belakang korona Matahari akan dapat dilihat mulai sekitar pukul 19.00 WIB (12.00 UTC), sebelum akhirnya terlihat melintas di depan Matahari. Transit akan terjadi setidaknya selama 5,5 jam, berakhir pada saat planet tersebut meninggalkan piringan Matahari sekitar 18.06 UTC, berlanjut bergerak keluar melalui korona sekitar 30 menit.

Penduduk Bumi dapat melihat planet terdekat dengan Matahari tersebut saat transit terjadi, meski hanya tampak seperti noktah sangat kecil. Pada transit di bulan November ini, Merkurius sedang berada di perihelion atau titik terdekat dengan Matahari dan menanjak dari selatan ke utara.

Walaupun Merkurius mampu mengorbit Matahari setiap 88 hari, peristiwa transit ini menjadi penting karena tidak setiap saat dapat dilihat. Hal ini mengingat orbitnya tidak selalu sejajar dengan Bumi.

Transit Merkurius sebelumnya terjadi pada 8 November 2006 dan 9 Mei 2016. Meski tergolong peristiwa langka, transit planet terdekat dengan Matahari ini lebih sering terjadi dibandingkan Transit Venus yang terjadi hanya sekitar dua kali dalam satu abad.

Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Rhorom Priyatikanto mengatakan, transit Merkurius ini menjadi ajang pembuktian teori. Selain itu, juga menjadi ajang untuk pengukuran berketelitian tinggi dan ajang untuk kalibrasi besaran yang pernah ditentukan sebelumnya.

"Salah satunya untuk menghitung jarak Bumi ke Matahari," kata Rhorom.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement