Selasa 01 Oct 2019 09:34 WIB

Mahasiswa UMS Ikut Kompetisi Robot Terbang Indonesia (KRTI)

Mahasiswa harus mengikuti proses seleksi sebelum masuk ke kompetisi.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nora Azizah
Robot (Ilustrasi)
Foto: ws.com.au
Robot (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang tergabung dalam Tim Aerobo mengirimkan satu karya dalam ajang lomba Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2019 yang berlangsung di Lanud Grati Pasuruan, Jawa Timur. Aeorobo UMS ini menargetkan masuk dalam tiga besar dalam kompetisi tingkat nasional  tersebut. Ajang KRTI 2019 berlangsung mulai 1-6 Oktober 2019 dengan tuan rumah Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Ketua Tim Aerobo UMS, Danu Wikan Pambudi, mengatakan, untuk mengikuti KRTI, peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia terlebih dulu harus mengikuti seleksi, layak atau tidak karyanya mengikuti lomba. Karya dari mahasiswa UMS menjadi salah satu karya yang lolos sehingga bisa diikutkan lomba.

Baca Juga

"Kami menargetkan masuk tiga besar dalam kompetisi ini. Persiapan sudah dilakukan secara intensif. Semoga kami bisa berjaya di ajang lomba tersebut," kata Danu seperti tertulis dalam siaran pers, Selasa (1/10).

Ajang KRTI yang digelar oleh Kemenristek Dikti tersebut dibagi dalam dua divisi yakni VTOL (Vertical Take Off Landing) dan  divisi Technology Development. Peserta terdiri dari berbagai universitas negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Mekanisme penilaian lomba terdiri dari soal presentasi, tanya jawab hingga demo wahana.

Danu menambahkan, pada divisi VTOL terdapat 20 tim yang lolos final dan akan bertanding di Pasuruan. "Divisi ini memiliki misi lomba yaitu mengirimkan atau menjatuhkan logistik dari ketinggian yang cukup rendah di titik tertentu sebanyak tujuh titik secara random dan dilakukan dengan sebuah pesawat atau drone yang diterbangkan secara autonomous atau tanpa awak," paparnya.

Divisi VTOL dilombakan dengan cara setiap tim diberi kesempatan untuk menerbangkan wahananya secara fully-autonomous di suatu kawasan yang mewakili suatu area yang di dalamnya terdapat dua lokasi survival kits. Pertama terbang harus mencari muatan survival kits, kemudian mengirimnya ke lokasi tertentu.

Selain itu wahana juga harus mengirim logistik ke tempat-tempat tertentu, diakhiri dengan landing ke posisi awal. Tim yang tercepat dalam menyelesaikan suatu misi secara tuntas akan menjadi pemenang.

Sedangkan Divisi TD yang dilombakan tahun ini juga terdapat 20 tim yang lolos final. "Pada divisi ini yang dinilai pengembangan teknologi. Di sini kami mengambil sub tema airframe innovation, yakni membuat sebuah innovasi baru yaitu prototype burung falcon," ungkap Danu.

Tim Aerobo UMS mengirimkan satu karya mereka yang diberi nama "Hexacopter Aerobo Lawu Dirga" untuk berlaga di ajang KTRI 2019. Tim Aerobo UMS yang diisi dari mahasiswa Program Studi Teknik Elektro dan Teknik Mesin itu diberangkatkan oleh Wakil Rektor IV, Taufiq Kasturi di Gedung Induk Siti Walidah Kompleks UMS, Senin (30/9).

Dalam pengarahannya di hadapan Tim Aerobo, Taufiq berharap tim UMS bisa menorehkan prestasi dalam ajang Kontes Robot Terbang tersebut. “Persiapan yang dilakukan selama ini sudah cukup baik dan lancar, saya berharap prestasi bisa diraih tim UMS," ucap Taufik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement