Rabu 18 Sep 2019 16:52 WIB

Studi: Partikel Karbon Polusi Udara Mampu Mencapai Plasenta

Studi lebih lanjut masih dilakukan kaitan partikel karbon terhadap janin.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
Janin dalam rahim (ilustrasi).
Foto: invitrofertilitygoddess.com
Janin dalam rahim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, HASSELT, BELGIA -- Para ilmuwan menemukan studi, partikel karbon dari polusi udara dapat mencapai plasenta pada ibu hamil. Meskipun demikian, para ilmuwan studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah partikel karbon ini akan mempengaruhi janin.

Dilansir di laman ITV, Rabu (18/9), penelitian observasional ini diterbitkan di 'Nature Communications'. Dalam penelitian, para ilmuwan mengamati 28 wanita yang telah menyumbangkan plasenta mereka.

Baca Juga

Profesor Tim Nawrot, dari Hasselt University di Belgia, dan rekannya menggunakan pencitraan resolusi tinggi untuk mendeteksi partikel karbon hitam dalam plasenta. Plasenta itu dikumpulkan dari lima kelahiran prematur dan 23 kelahiran penuh.

Penelitian ini melibatkan 10 ibu yang terpapar partikel karbon hitam residensial tingkat tinggi yaitu 2,42 mikrogram per meter kubik. Selain itu, ada 10 ibu yang terpapar pada tingkat yang lebih rendah yaitu 0,63 mikrogram per meter kubik.

Partikel karbon hitam pun telah ditemukan di sisi bayi dari plasenta. Akan tetapi, hal yang perlu ditekankan adalah  para peneliti tidak dapat mengkonfirmasi apakah ini mempengaruhi bayi.

Para peneliti mengatakan penting untuk memahami bagaimana partikel-partikel ini mempengaruhi kehamilan. Hal itu dilakukan melalui efek langsung pada janin atau efek tidak langsung melalui ibu. Dan tentu hal itu ditujukan untuk meningkatkan perawatan kehamilan di daerah yang tercemar.

"Hasil kami menunjukkan bahwa penghalang plasenta manusia tidak dapat ditembus untuk partikel. Pengamatan kami berdasarkan kondisi paparan dalam kehidupan nyata sesuai dengan studi ex vivo dan in vivo yang dilaporkan sebelumnya mempelajari transfer plasenta dari berbagai nanopartikel,” tulis para peneliti.

Plasenta sendiri bersifat intrinsik untuk memberi nutrisi pada janin yang sedang berkembang. Dengan adanya temuan ini, Profesor Obstetri, King's College London (KCL), Andrew Shennan,maka temuan ini sebagai adalah masalah.

"Partikel kecil, seperti melalui merokok, dapat menyebabkan penyakit yang cukup besar terkait dengan plasenta. Kemungkinan dampaknya pada bayi dan ibu memerlukan penyelidikan lebih lanjut,” jelas dia.

Dia melanjutkan, plasenta adalah penghubung antara ibu dan bayi dalam perut. Plasenta juga merupakan kunci untuk memelihara dan mendukung semua kebutuhan bayi.

Baik fungsi maupun struktur plasenta itu penting, kata dia. Plasenta tidak hanya untuk pertumbuhan dan kesejahteraan bayi, tetapi juga bagi ibu. "Tekanan darah tinggi dan cocok dalam kehamilan telah dikaitkan dengan polusi rumah tangga,” kata dia.

Sebuah studi Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan 90 persen dari dunia hidup di atas tingkat polusi udara yang dapat diterima. Di seluruh Inggris, Wales dan Irlandia Utara saja, sekitar 2.000 lokasi telah mencatat tingkat polusi udara yang tidak aman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement