REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengetahuan umum mengenai antariksa sempat memuat informasi bahwa ada sembilan planet di Tata Surya. Namun, tepat pada 1992, hanya tersisa delapan planet karena Pluto dikelompokkan dalam planet katai atau planet kerdil.
Sejak saat itu, teori baru berkembang dalam dunia astronomi yang memprediksi keberadaan planet kesembilan. Walaupun belum ditemukan, planet tersebut diyakini ada melengkapi Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus,dan Neptunus.
Sebagian astronom percaya Planet Nine itulah yang mendorong sampah antariksa, planet kecil, dan batuan ruang angkasa tidak masuk dalam orbit matahari. Wujudnya diprediksi beberapa kali lebih besar dan lebih padat daripada Bumi.
Akan tetapi, bukti terbaru menyatakan sebaliknya. Argumen tersebut disampaikan melalui presentasi studi pada pertemuan ke-232 American Astronomical Society yang berlangsung 3-7 Juni 2018 di Denver, Amerika Serikat.
Penelitian baru tersebut tidak serta-merta mementahkan keyakinan para pendukung Planet Nine, tetapi juga tidak menyetujuinya. Studi hanya menyoroti bahwa model yang digunakan untuk melacak planet belum tepat guna.
Menurut para peneliti, model tidak memperhitungkan massa ribuan kelompok batuan Obyek Trans-Neptunus dengan presisi. Keterbatasan daya komputasi pada akhirnya hanya menyajikan pandangan yang disederhanakan tentang objek.
Bisa jadi apa yang diduga sebagai Planet Nine sebenarnya hanya gugus batuan belaka. Karena letaknya yang sangat jauh dari matahari, gravitasi batu itu cukup kuat untuk membuatnya seolah merupakan satu bagian.
Dengan kata lain, studi menyoroti celah bahwa keberadaan Planet Nine atau planet sembilan bukan teori sempurna. Namun, perdebatan tidak akan berakhir sampai planet tersebut benar-benar ditemukan, dikutip dari laman Futurism.