REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua planet kerdil di tata surya kita, yang dikenal sebagai Eris dan Makemake, mungkin menyimpan rahasia yang mengejutkan, yaitu lautan air cair yang tersembunyi di bawah permukaannya. Penemuan ini muncul berkat pemodelan baru yang mengungkap potensi aktivitas panas bumi di kedua planet tersebut, seperti yang dilaporkan oleh para ilmuwan dengan menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb.
“Kami menemukan beberapa petunjuk menarik tentang adanya aktivitas termal di wilayah yang dingin ini,” kata ahli geokimia planet dari Southwest Research Institute Texas, Christopher Glein, dalam sebuah pernyataan, dilansir Space, Kamis (22/2/2024).
Eris, yang ditemukan pada 2005 dan terletak di Sabuk Kuiper, adalah dunia es yang membingungkan ilmuwan karena ukurannya yang hampir sebanding dengan Pluto. Sementara itu, Makemake, yang terlihat dua bulan setelah Eris, memiliki lebar yang lebih kecil tapi juga menarik perhatian sebagai planet kerdil.
Meskipun jarak mereka yang jauh dari Matahari membuat pengetahuan tentang kedua planet ini terbatas, pengamatan terbaru dengan Teleskop Luar Angkasa James Webb telah mengungkapkan potensi baru. Temuan ini mengindikasikan adanya es metana yang membeku di permukaan keduanya.
“Kami menemukan bukti yang menunjukkan proses termal menghasilkan metana dari dalam Eris dan Makemake,” ujar Glein.
Glein menjelaskan bahwa peningkatan suhu di inti batuan di dalam Eris dan Makemake mungkin telah menghasilkan metana melalui proses termal. Ini menyiratkan adanya aktivitas hidrotermal di kedua planet tersebut, yang mungkin telah menghasilkan gas metana yang dilepaskan ke permukaan, bahkan mungkin melalui vulkanisme.
Suhu yang diperlukan untuk pembentukan metana ini dapat mencapai lebih dari 150 derajat Celsius, yang hanya dapat berasal dari isotop radioaktif dalam inti batuan yang menghasilkan panas saat meluruh. Temuan ini juga meningkatkan kemungkinan adanya sumber air cair di bawah permukaan es Eris dan Makemake.
“Jika Eris dan Makemake memiliki aktivitas termal di dalam inti batuannya, maka proses kriovolkanik mungkin telah mengantarkan metana ke permukaan planet-planet ini, mungkin secara geologis baru-baru ini,” kata ilmuan dari Observatorium Lowell, Will Grundy.
Model yang digunakan untuk menggambarkan pembentukan dan pelepasan gas metana di kedua planet ini juga dapat berlaku untuk bulan Titan milik Saturnus. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa lautan bawah permukaan Titan mungkin layak dihuni jika gas dan molekul organik penting dapat dihasilkan melalui proses panas bumi di dalam inti batuannya.
Hasil penelitian ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Icarus edisi April 2024, memberikan informasi baru tentang potensi keberadaan lautan di dalam planet-planet kerdil di tata surya kita.