REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring dengan munculnya smartphone yang mengusung layar lebar atau sering disebut "phablet" membuat tablet berukuran kecil mulai menghilang di pasar dan tablet yang berukuran lebih besar mulai bergabung dengan laptop, sebut lembaga kajian teknologi informasi IDC
Menurut IDC, konsumen tampaknya masih tidak yakin dengan dengan nilai tablet, sementara perangkat hibrida menemukan pasarnya.
Laporan kuartalan terbaru dari IDC menunjukkan 46,7 juta tablet terjual pada Q1 (kuartal I) 2016, yang menandai 10 persen penurunan tahun-ke-tahun dan penurunan 33 persen dibandingkan dengan penjualan masa liburan pada Q4 2015.
Menariknya, meskipun angka penjualan turun, harga jual rata-rata per perangkat tetap stabil di 241 dolar AS yang berarti bahwa ada banyak tablet berharga lebih tinggi yang terjual.
Namun, angka tersebut sebagian besar merupakan kontribusi dari laptop hibrida. Meskipun kebanyakan laptop hibrida tidak benar-benar digunakan sebagai tablet.
Hal itu dapat dilihat dengan perbedaan antara pangsa penjualan dan nilai penjualan. Meskipun pangsa penjualan perangkat Windows hanya 14 persen, pangsa nilai penjualan perangkat-perangkat tersebut lebih tinggi yaitu 20 persen dikarenakan banyaknya laptop hibrida yang berharga mahal.
Demikian pula dengan Apple yang memiliki 22 persen pangsa penjualan, dan 39 persen nilai penjualan saham, karena kebanyakan perangkat Apple dibandrol dengan harga yang lumayan tinggi.
Sementara itu, pengiriman perangkat Android mencapai 64 persen, namun pangsa nilai hanya 41 persen, dikarenakan tablet super murah masih mendominasi pengiriman, demikian GSM Arena Jumat (17/6).