REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sukses XL Axiata melakukan merger dan akusisi Axis dibukukan PPM Manajenen, Jakarta. Aksi korporasi yang pertama dilakukan industri telekomunikasi ini diharapkan bisa memberi insirasi bagi industri telekomunikasi.
Presiden Direktur XL, Dian Siswarini, mengatakan, aksi korporasi yang dilakukan dalam bentuk merger dan akuisisi adalah proses bisnis yang sebenarnya biasa. ''Namun kemudian menjadi fenomena karena proses konsolidasi di mana dua perusahaan melebur menjadi satu seperti ini belum pernah dilakukan oleh operator telekomunikasi di Indonesia,'' kata Dian.
Wacana konsolidasi sudah cukup lama diperbincangkan dan bahkan didorong oleh pemerintah. Mengingat kondisi Industri Telekomunikasi kita di mana pemainnya banyak, namun sumberdaya frekuensi terbatas, dan di sisi lain permintaan pelanggan atas layanan data yang berkualitas terus meningkat
Dian menambahkan, proses merger dan akuisisi XL-AXIS memang tidak mudah. Selain harus menghadapi berbagai persoalan administratif, juga harus sinkron dengan segala regulasi yang berlaku. Selain itu, karena merger dan akuisisi operator adalah hal yang sama sekali baru, maka seiring dengan berjalannya proses tersebut juga muncul berbagai diskusi, baik menyangkut tatacara, substansi merger, dan segala konsekuensi yang harus ditanggung oleh XL. Menurutnya, banyak merger yang tidak berlangsung dengan sukses.
Dalam buku yang disusun oleh Tim PPM Manajemen tersebut, XL menyampaikan lika-liku proses merger dan akuisisi yang cukup rumit. Buku ini selanjutnya akan XL berikan kepada para pemangku kepentingan yang terkait dengan kebijakan mengenai merger di industri telekomunikasi, juga kepada kalangan pelaku industri, asosiasi di bidang telekomunikasi, juga akademisi.
Buku kisah sukses ini disusun oleh Tim PPM Manajemen, dengan melalui wawancara kepada hampir semua figur kunci yang terlibat dalam proses merger. Termasuk juga para narasumber dari regulator, Axiata, Saudi Telecom Corp sebagai pemilik AXIS, serta tentunya managemen XL yang terlibat langsung. Tim PPM juga membahasnya secara akademis dari sudut pandang ilmu manajemen bisnis.
Buku yang juga disusun dengan bahasa yang mudah dimengerti kalangan non bisnis ini, terbagi dalam 11 Bab. Semua Bab menggambarkan proses yang beruntutan, mulai dari saat penetapan target, due diligence, negoisasi, pencapaian persetujuan, lalu perencanaan, pelaksanaan integrasi, sampai terakhir tahap evaluasi dalam menyelarasan integrasi. Semua itu terangkum dalam lebih dari 192 halaman.
XL akan membagikan buku ini ke berbagai kalangan terkait dengan industri telekomunikasi agar pelajaran dan pengalaman keberhasilan proses merger XL-AXIS bisa bermanfaat bagi kalangan-kalangan tersebut. Selain itu, sebagai penerbit, PPM Managemen akan mendistribusikan buku ini ke toko-toko yang terafiliasi agar bisa diperoleh oleh masyarakat luas, terutama kalangan bisnis dan akademis.
Proses merger XL-AXIS berlangsung sejak 2012 hingga berakhir pada sekitar bulan April 2014. Latar belakang XL melakukan merger adalah kebutuhan XL untuk bisa memenuhi permintaan pelanggan atas layanan Data.
Dewan Direksi XL melihat bahwa mengakuisisi AXIS adalah tidakan yang strategis karena kebutuhan pasar terhadap layanan telekomunikasi memang telah berubah, dari layanan voice ke Data. Padahal layanan Data membutuhkan bandwith yang besar, sementara XL saat itu kekurangan spectrum atau frekuensi.
Frekuensi 1800 MHz adalah sumber daya masa depan untuk layanan Data yang menggunakan teknologi 4G. padahal, XL hanya memiliki 7,5 MHz frekuensi tersebut. Karena itu, XL harus mendapatkan tambahan frekuensi 1800 MHz. Mengakuisisi AXIS adalah langkah strategis untuk mendapatkan frekuensi yang dimaksud.