Senin 04 Feb 2013 14:14 WIB

Kematian Aaron Swartz dan Nasib Gerilya 'Open Access' (4-habis)

Rep: Siwi Tri Puji/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Aaron Swartz
Foto: AP PHOTO
Aaron Swartz

REPUBLIKA.CO.ID, Datang dari seluruh penjuru Silicon Valley, mereka memenuhi bangku gereja tua untuk memberikan penghormatan kepada Aaron Swartz, di hari jazadnya diantar ke pemakaman. Mereka yang tak mendapat tempat duduk, rela berdiri bahkan hingga di pelataran gereja.

"Kami datang bukan untuk berkabung. Kami datang untuk meneruskan perjuangannya," ujar salah seorang dari mereka.

Di gereja yang telah dialihfungsikan sebagai markas Internet Archive, sebuah kelompok nirlaba yang didirikan para penggiat internet AS, suasana tampak lebih seperti "rapat umum" aktivis maya ketimbang perkabungan dalam suasana duka.

"Dia bukanlah penjahat. Dia adalah seorang warga negara dan seorang prajurit pemberani dalam perang yang terus berlangsung sampai sekarang, perang di mana para pencatut dan koruptor informasi mencoba untuk mencuri dan menimbun sementara yang lain dahaga dan kelaparan hanya demi untuk keuntungan pribadi mereka sendiri," kata Carl Malamud, teknolog dan advokat vokal untuk akses terbuka terhadap informasi.

Yang tak bisa hadir, mengirimkan kawat duka melalui surat elektronik. "Kematian Aaron Swartz adalah kerugian bagi seluruh umat manusia," tulis Jacob Applebaum, seorang hacker terkenal, melalui pesan email.

Dia adalah seorang "jenius Web," tulis Lawrence Lessig, profesor hukum di Harvard Law School dan direktur Edmond J. Safra Center for Ethics di Harvard University. “Dunia kehilangan dia.”

Akademisi yang mendukung gerakannya, aktif memposting penelitian mereka secara online dan membebaskan siapa saja untuk melihat dan bahkan mengunduhnya. Beberapa perguruan tinggi ternama di AS juga mulai membuka akses gratis bagi penelitian mereka.

"Saya pikir banyak orang yang akan terinspirasi oleh Aaron untuk bertindak," kata Peter Eckersley, ditektur Electronic Frontier Foundation yang juga mantan teman sekamar Swartz.

Perang perebutan akses terbuka telah berkecamuk selama bertahun-tahun, dan kematian Swartz alih-alih memberangus, malah bak menyiram bensin dalam bara.

Pertempuran bahkan akan lebih panas, seorang aktivis mengatakan. "Kematian Aaron justru akan meradikalkan gerakan kami," kata Taren Stinebrickner-Kauffman, programer yang juga kekasih Swartz, seolah bersumpah. Slogan Swartz bahwa informasi harus dibebaskan dari cengkeraman para pemikir korup yang haus uang, menggema sepanjang acara. ***

Kematian Aaaron Swartz dan Nasib Gerilya 'Open Access' (1)

Kematian Aaaron Swartz dan Nasib Gerilya 'Open Access' (2)

Kematian Aaaron Swartz dan Nasib Gerilya 'Open Access' (3)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement