Selasa 27 Apr 2010 04:31 WIB

XL Axiata Tak Buru-buru Implementasikan 4G

Rep: taufiq b/ Red: taufik rachman

JAKARTA--XL Axiata makin serius saja menggarap pasar layanan data dan internet. Setelah menambah frekuensi 3G sebanyak 5 Mhz, XL menggandeng Ericsson melakukan pengkajian persiapan uji coba teknologi long term evolution (LTE).

''Pengguna layanan data, baik yang menggunakan 3G maupun GPRS mengalami pertumbuhan signifikan,'' kata President Direktur XL Axiata, Hasnul Suhaimi, Senin (26/4). Ini membangkitkan rasa optimistis bahwa pengguna layanan 3G atau GPRS akan terus meningkat di masa mendatang.

Menurut Hasnul, saat 3G dirilis Oktober 2006 respons pelanggan tidak begitu menggembirakan. ''Ditawarkan layanan gratis pun tak banyak yang menggunakan,'' kata Hasnul.

Padahal investasi untuk layanan ini tidak murah. Untuk layanan 3G, XL paling tidak membangun sekitar 1.000 node B. ''Bila satu node B investasinya Rp 2 miliar, untuk 3G kita investasi paling tidak Rp 2 triliun,'' kata Hasnul.

Hingga tahun kedua implementasi 3G, belum ada tanda-tanda layanan ini diminati publik. ''Dari kasus ini kami belajar bahwa 3G tidak identik dengan konten atau layanan, ia lebih banyak dimanfaatkan untuk akses internet,'' ujar Hasnul.

Maraknya pengguna mobile internet, rupanya ikut memicu pertumbuhan pengguna layanan 3G. Hasnul mengungkapkan terjadi kenaikan signifikan pada pengguna akses internet tahun 2009. Revenue layanan ini mencapai 1 persen dari total revenue XL. ''Setahun kemudian naik menjadi empat persen. Kamipun balik modal,'' kata Hasnul sambil tersenyum.

Untuk tahun 2010, Hasnul menargetkan layanan data--termasuk 3G dan GPRS--, memberi kontribusi hingga 8 persen dari total pendapatan. ''Kalau pendapatan tahun ini Rp 15 triliun, kontribusi sektor ini diharapkan sekitar Rp 1,2 triliun,'' ujar Hasnul.

Sekalipun ada tren peningkatan pengguna mobile internet, Hasnul mengaku XL tak buru-buru mengimplementasikan Long Term Evolution (LTE) atau seluler generasi ke empat (4G). ''Kita lihat dulu bagaimana ekosistemnya, mendukung apa enggak,'' papar Hasnul.

Belajar dari pengalaman implementasi 3G, ekosistem menjadi satu faktor penting. ''Akan kita lihat nanti berapa investasinya, handsetnya sudah ada belum, bagaimana konten dan aplikasinya. Tak kalah penting adalah regulasi, mendukung atau tidak,'' ujar Hasnul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement