Rabu 16 Oct 2019 03:45 WIB

Arkeolog Temukan Kota Megapolitan Kuno Berusia 5.000 Tahun

Kota megapolitan kuno ini dijuluki sebagai 'New York'nya zaman perunggu.

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Dwi Murdaningsih
Arkeolog secara tidak sengaja menemukan bukti kota megapolitan kuno di Israel.
Foto: livescience
Arkeolog secara tidak sengaja menemukan bukti kota megapolitan kuno di Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Arkeolog secara tidak sengaja menemukan bukti kota megapolitan kuno di Israel. Bukti ini didapatkan tak sengaja dalam sebuah proyek pembangunan jalan baru di Tel Aviv Utara. Arkeolog mendapatkan sejumlah bukti kuat terkait kemegahaan yang sempat ada di wilayah tersebut.

Dilansir dari Live Science pada Rabu (16/10), penemuan itu merupakan sebuah penemuan kota kuno yang hilang dan telah berusia 5 ribu tahun. Saking megahnya, kota yang sempat dihuni 6 ribu orang pada zamanya itu pun disebut sebagai 'early bronze age New York".

Baca Juga

Direktur Ekskavasi pun menyebut, wilayah ini diyakini sebagai kompleks perkotaan pertama di Israel. Wilayah itu terdapat di daerah En Esur di Hasharon Utara yang berjarak sekitar 57 kilometer di utara Tel Aviv.

Kawasan tersebut telah beberapa tahun menjalani penggalian sebagai persiapan dalam pembangunan jalan baru. Dari penggalian ini lah kemudian salah satu kota kuno terbesar ini terungkap.

Dari hasil penggalian itu, ditemukan bahwa kota kuno itu dikelilingi oleh tembok banteng. Desainnya secara keseluruhan terbilang rumit dan lengkap dengan kawasan hunian dan public area. Akses perkotaan pun telah ditunjang oleh sejumlah jalan dan lorong-lorong.

Tak hanya itu, tim arkeolog pun juga mendapati jutaan pecahan kerajinan keramik atau tembikar, perabot dari batu, kapal dan kuil yang dipenuhi dengan tulang dan patung-patung hewan yang dibakar. Dilihat dari cap-nya, sejumlah peralatan yang ditemukan itu merupakan alat-alat yang dibawa dari Mesir.

Pada area halaman kuil, arkeolog juga menemukan sebuah baskom besar yang terbuat dari batu. Diperkirakan, baskom ini adalah salah satu instrumen dalam ritual keagamaan pada saat itu.

Sejumlah temuan itu pun menegaskan bahwa wilayah tersebut adalah sebuah kota besar atau megalopolis pada zamanya. Diperkirakan, ribuan penduduk pada masa itu mencari nafkah dengan bertani dan berdagang.

Arkeolog menduga masyarakat saat itu tinggal dalam berbagai budaya dan kerajaan. Indikasi soal kehidupan bercocok tanam kian kuat setelah ditemukan dua mata air di wilayah itu.

Para arkeolog pun dibuat terkesan oleh perencanaan kota secara keseluruhan. Mereka menilai, kota semegah ini tidak dapat terwujud tanpa kempemimpinan dan sistem administrasi yang baik. Setelah menemukan situs ini, proyek pembuatan jalan baru pun dialihkan pada jalur lain yang lebih jauh dari wilayah tersebut untuk melindungi situs bersejarah itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement