Rabu 20 Mar 2024 16:47 WIB

Legislatif AS Sahkan RUU, TikTok Ajak Pengguna Keras Menentangnya

RUU tersebut disahkan dengan mayoritas 352 berbanding 65 suara.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha
 A sign is on display at TikTok in Los Angeles, California, USA, 15 February 2024. The city of New York, along with the school district and health organizations, filed a lawsuit against the parent companies of TikTok, Instagram, Facebook, Snapchat, and YouTube, alleging that their services damage the mental health of young adults and children. The lawsuit was also filed in the Los Angeles County branch of the California Superior Court because of the company
Foto:

TikTok lebih lanjut mengklaim bahwa RUU ini adalah “serangan terhadap hak konstitusional atas kebebasan berekspresi bagi penggunanya.” Kementerian Luar Negeri China juga menyebut RUU itu sebagai tindakan intimidatif. 

Dalam video yang diposting di X, CEO TikTok, Shou Chew berterima kasih kepada pengguna TikTok, dan mengatakan perusahaan telah berinvestasi dalam menjaga “data tetap aman dan platform terbebas dari manipulasi pihak luar.

Dia lebih lanjut menyebutkan bahwa jika RUU ini menjadi undang-undang, maka akan berdampak pada ratusan ribu lapangan kerja di Amerika. Hal ini juga akan menghabiskan “miliaran dolar dari kantong para kreator dan usaha kecil.”

Menanggapi “UU TikTok”, juru bicara TikTok menjawab dirinya tidak peduli bagaimana  RUU ini menjadi larangan langsung terhadap TikTok. Namun Undang-undang ini dinilainya akan menginjak-injak hak Amandemen Pertama 170 juta orang Amerika dan menghilangkan kekuatan yang dibutuhkan lima juta usaha kecil untuk tumbuh dan berkembang. "Ini sebuah platform untuk penciptaan lapangan kerja," kata dia.

TikTok mengeluarkan pop-up pengingat kepada pengguna di Amerika Serikat dan mengarahkan untuk menelepon anggota Kongres agar menuntut penarikan RUU ini. Dilaporkan bahwa jendela pop-up dapat ditutup atau digeser dengan sebuah tombol, alih-alih dipaksa untuk melakukan booting. Beberapa laporan mengklaim bahwa mantan CEO Blizzard Kotick menghubungi Zhang Yiming dan mempertimbangkan untuk mengakuisisi TikTok senilai 100 miliar dolar AS. CEO OpenAI Altman dapat berpartisipasi dalam transaksi ini. Menanggapi hal tersebut, Bytedance menjawab bahwa informasi tersebut tidak benar.

 

Perjalanan RUU tersebut masih jauh dari selesai karena masih menunggu pembahasan dan pemungutan suara di Senat AS sebelum kemungkinan mencapai persetujuan Presiden Joe Biden. TikTok juga tengah melancarkan  mobilisasi pengguna agar menentang undang-undang ini. Intinya, nasib TikTok di Amerika Serikat berada dalam bahaya ketika anggota parlemen melewati masa kritis ini saat masalah keamanan nasional bersinggungan dengan kebebasan digital dan kepentingan ekonomi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement