Sabtu 09 Mar 2024 09:44 WIB

Teleskop Webb Amati Galaksi yang 'Mati' Paling Awal di Alam Semesta

Banyak galaksi mati telah terdeteksi selama bertahun-tahun.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha
Teleskop Luar Angkasa James Webb sejak dioperasikan pada tahun 2022 telah mengungkap banyak kejutan pada tahap awal alam semesta.
Foto:

Hal itu terjadi secara hierarkis, berdasarkan urutan berat bintang. Sebab bintang-bintang yang paling masif adalah yang terpanas dan bersinar paling terang, sehingga memiliki umur yang paling pendek. 

“Ketika bintang-bintang terpanas mati, warna galaksi berubah dari biru, warna bintang panas, menjadi kuning dan merah. Warna bintang-bintang paling kecil,” kata D’Eugenio. 

Bintang-bintang yang bermassa sama dengan Matahari dapat hidup sekitar 10 miliar tahun. Jika galaksi ini berhenti membentuk bintang pada saat manusia mengamatinya, maka tidak akan ada lagi bintang mirip Matahari yang tersisa di dalamnya saat ini. 

Namun, bintang-bintang yang jauh lebih kecil massanya dari Matahari dapat hidup selama triliunan tahun, sehingga akan terus bersinar lama setelah pembentukan bintang berhenti.

Para peneliti menetapkan bahwa galaksi ini mengalami ledakan pembentukan bintang selama 30 hingga 90 juta tahun, lalu tiba-tiba berhenti. 

Peneliti mengatakan, hal ini mungkin disebabkan oleh aksi lubang hitam supermasif di pusat galaksi atau fenomena yang disebut “umpan balik”. Atau ledakan energi dari bintang-bintang yang baru terbentuk, mendorong gas yang dibutuhkan untuk membentuk bintang-bintang baru keluar dari galaksi.

"Alternatifnya, gas dapat dikonsumsi dengan sangat cepat oleh pembentukan bintang, tanpa segera diisi ulang oleh gas segar dari sekitar galaksi, sehingga mengakibatkan kelaparan di galaksi," kata Looser.

 

Teleskop Webb mampu melihat....

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement