REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Teleskop Luar Angkasa James Webb milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah mengungkapkan kelas objek misterius baru saat mengintip Nebula Orion sekitar 1.344 tahun cahaya jauhnya.
Objek biner bermassa Jupiter, atau JUMBOs adalah kategori dunia baru yang aneh dan tampaknya tidak dapat diklasifikasi, dan bahkan membuat para ilmuwan bingung. Disebut JUMBOs karena massanya mirip dengan Jupiter, namun tidak bisa menjadi planet karena tidak mengorbit pada bintang induknya – dan terlalu kecil untuk menjadi bintang.
JUMBOs mengandung uap dan metana di atmosfernya dan suhu permukaannya yang sangat buruk sekitar 1.830°F (1.000 derajat Celsius), namun para ahli berpendapat bahwa planet tersebut bukan rumah bagi kehidupan alien. JUMBOs diidentifikasi dalam gambar baru yang diungkapkan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) yang menunjukkan Nebula Orion dengan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurut badan tersebut, data dari teleskop berbasis darat mengisyaratkan keberadaan JUMBO sebelum diidentifikasi secara resmi oleh James Webb. "Kami mencari benda-benda yang sangat kecil ini dan kami menemukannya," kata Profesor Mark McCaughrean di ESA seperti dilansir laman Daily Mail, Rabu (4/10/2023).
"Kami menemukan mereka berukuran sekecil satu massa Jupiter, bahkan setengah massa Jupiter, mengambang bebas, tidak terikat pada bintang."
Menurut ilmu fisika, Anda bahkan tidak bisa membuat benda sekecil itu. "Kami ingin melihat, bisakah kami memecahkan fisika? Dan saya pikir kita sudah melakukannya, dan itu bagus," ujarnya.
JUMBOs menyertakan kata 'biner' pada namanya karena beberapa di antaranya berpasangan, seperti tata surya biner yang memiliki dua bintang. Teleskop James Webb mengamati total sekitar 40 pasang JUMBOs. Meskipun JUMBOs terlalu kecil untuk menjadi bintang, bukan berarti mereka adalah planet.
Pertama, mereka 'mengambang bebas' sehingga tidak mengorbit bintang induknya. Planet-planet tersebut panas dan mengandung gas, memiliki atmosfer uap dan metana, serta berusia sekitar satu juta tahun, menjadikannya 'bayi' dalam istilah astronomi.
Karena planet ini merupakan raksasa gas yang mirip dengan Yupiter, bukan planet berbatu seperti bumi atau Mars, JUMBOs kemungkinan tidak menjadi rumah bagi reservoir air cair sehingga diperkirakan tidak menjadi tempat tinggal bagi kehidupan di luar bumi.
Namun, JUMBOs masih membingungkan para peneliti di ESA dan NASA karena teori pembentukan planet saat ini pada dasarnya tidak memperhitungkan keberadaan mereka. Seharusnya tidak mungkin terbentuk objek seukuran Jupiter seperti ini melalui proses yang memunculkan bintang di dalam nebula.
Nebula adalah awan debu dan gas raksasa yang menempati ruang antar bintang dan berfungsi sebagai tempat berkembang biaknya bintang-bintang baru. Nebula terbentuk ketika sebuah bintang yang lebih besar dari matahari kita mulai mati dan mengeluarkan gas angin matahari.
Nebula Orion, sekitar 1.344 tahun cahaya dari Bumi dan juga dikenal sebagai Messier 42, terletak di Bima Sakti, di selatan Sabuk Orion di konstelasi Orion.Seperti kebanyakan nebula, Nebula Orion bersifat menyebar, artinya tidak memiliki batas yang jelas. Nebula ini juga merupakan salah satu nebula paling terang dan terlihat dengan mata telanjang di langit malam.
ESA telah menerbitkan gambar-gambar baru lainnya dari Nebula Orion yang ditangkap oleh James Webb, termasuk 'jari-jari' terang dari gas yang menjauh dari ledakan yang terjadi sekitar 500 hingga 1.000 tahun yang lalu.
Gambar lain menunjukkan bintang muda dan piringan protoplanetnya terpahat oleh radiasi ultraviolet dan angin yang intens.
ESA mengklaim nebula tersebut adalah 'harta karun' bagi para astronom yang mempelajari pembentukan dan evolusi awal bintang. Ia memiliki beragam fenomena dan objek, termasuk objek bermassa planet yang mengambang bebas seperti JUMBOs dan protobintang (bintang muda yang masih mengumpulkan massa dari awan molekul induknya).
Di dalamnya juga terdapat 'Brown dwarfs' objek astronomi yang bukan merupakan bintang atau planet, sering kali digambarkan sebagai 'bintang gagal'. Brown dwarfs lebih masif dibandingkan planet, namun tidak seperti bintang, katai coklat tidak memiliki massa yang cukup untuk mempertahankan fusi nuklir di intinya.
Gambar-gambar baru ini disertakan dalam aplikasi ESASky ESA , antarmuka online gratis yang ramah pengguna untuk memvisualisasikan dan mengunduh data astronomi. Temuan ini dipublikasikan sebagai cetakan awal di situs Profesor McCaughrean, dan belum ditinjau oleh rekan sejawat.