Sejak ada kebijakan baru Twitter, mereka tidak lagi dapat memberikan kabar penting terbaru yang berpotensi menyelamatkan jiwa.
"@Twitter sekarang membatasi tweet auto post sehingga kami tidak dapat lagi mencicit peringatan #Tsunami Warnings, Advisories, Watches, dan Information Statements dengan seketika. Kami akan melakukan segala upaya untuk melanjutkan cicitan secara manual,” kata akun Layanan Cuaca Nasional (NWS) Wilmington.
⛔@Twitter is now limiting automated tweets and as a result, this account can no longer post all #Tsunami Warnings, Advisories, Watches, and Information Statements as they are issued. We will make every effort to continue manual posts 🧵(1/5) pic.twitter.com/3ZWN33gn0a
— NWS Tsunami Alerts (@NWS_NTWC) April 15, 2023
Dilansir Mashable, Ahad (16/4/2023), layanan penting lainnya seperti akun resmi untuk MTA yang menjalankan angkutan umum Kota New York dan BART yang melayani San Francisco, berbagi masalah serupa dengan akses mereka ke API Twitter. Sejumlah pengembang indie juga terpengaruh oleh perubahan ini selama beberapa pekan terakhir.
Beberapa terpaksa menutup aplikasinya yang berbasis Twitter karena mahalnya harga awal untuk akses Enterprise API, yaknisebesar 42 ribu dolar AS per bulan. Bahkan, layanan yang ingin membayar, kehilangan kemampuan untuk melayani pelanggannya karena Twitter menghapus akses API mereka tanpa memberi peringatan apa pun terlebih dahulu.