Kamis 07 Jul 2022 09:30 WIB

Tahun Pertama Teleskop James Webb akan Selidiki Bintang Beta Pictoris

Beta Pictoris terletak 63 tahun cahaya dari Bumi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Teleskop James Webb berhasil memotret bintang. (ilustrasi). Teleskop james webb akan merilis foto pertama pada 12 Juli 2022.
Foto:

Debu juga akan dipelajari sebagai pathfinder untuk menemukan komet dan asteroid yang tertanam di awan tebal. Peneliti akan mendapatkan informasi tentang spektrum, atau pola elemen yang ditemukan dalam debu, dengan berfokus pada bagaimana debu hangat menyebarkan atau memancarkan kembali cahaya. Pekerjaan semacam itu juga akan menjadi kunci untuk membandingkan Beta Pictoris dengan tata surya kita, dengan memeriksa kelimpahan relatif gas dan mineralnya.

Tim Stark sedang menciptakan model Beta Pictoris. Tim sudah memiliki model berdasarkan berbagai data dari misi masa lalu, yang mencakup panjang gelombang termasuk radio, inframerah dekat, inframerah jauh, dan cahaya tampak.

“Webb jauh lebih sensitif daripada teleskop ruang angkasa lainnya, dan memberi kami kesempatan untuk mencari bukti ini, serta uap air yang kami tahu ada gasnya." 

Penyelidikan kedua

Penyelidikan kedua, dipimpin oleh astronom asosiasi STScI Christine Chen, akan mempelajari debu yang ditinggalkan oleh planetesimal yang bertabrakan. Tim Chen tertarik untuk mempelajari seperti apa butiran debu terkecil (apakah halus, atau padat), bersama dengan komposisi butiran ini.

“Butir debu adalah 'sidik jari' dari planetesimal yang tidak dapat kita lihat secara langsung, dan butiran dapat memberi tahu kita tentang terbuat dari apa planetesimal ini dan bagaimana mereka terbentuk,” kata Chen dalam siaran pers.

Misalnya, para peneliti akan berusaha mempelajari apakah planetesimal kaya akan es, seperti komet, atau apakah debu lebih menunjukkan dunia berbatu. Mereka juga akan menyelidiki awan karbon monoksida di tepi piringan yang anehnya asimetris.

 

“Satu teori adalah bahwa tabrakan melepaskan debu dan gas dari badan es yang lebih besar untuk membentuk awan ini. Spektrum Webb akan membantu mereka membangun skenario yang menjelaskan asalnya," kata siaran pers STScI tentang penelitian tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement