Senin 06 Jun 2022 10:50 WIB

Asteroid Kuno Ungkap Betapa Kacaunya Tata Surya Awal

Asteroid tetap tidak berubah sejak pembentukannya di awal Tata Surya miliaran tahun.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Asteroid/ilustrasi
Foto:

Kemungkinan pertama menyangkut planet-planet raksasa Tata Surya. Jika mereka bermigrasi atau entah bagaimana tidak stabil pada waktu itu, mereka dapat mengatur ulang Tata Surya bagian dalam, mengganggu benda-benda kecil seperti asteroid, dan memicu periode tabrakan yang meningkat. Skenario ini disebut model Nice.

Kemungkinan lainnya adalah hambatan gas di nebula surya. Ketika Matahari adalah protobintang, ia dikelilingi oleh awan gas dan debu yang disebut nebula surya, sama seperti bintang lainnya.

Piringan itu berisi asteroid, dan planet-planet pada akhirnya akan terbentuk di sana juga. Tapi piringan itu berubah dalam beberapa juta tahun pertama Tata Surya.

Pada awalnya, gas itu padat, yang memperlambat gerakan benda-benda seperti asteroid dan planetesimal dengan hambatan gas. Tetapi ketika Matahari mulai bergerak, ia menghasilkan lebih banyak angin dan radiasi matahari.

Nebula matahari masih ada di sana, tetapi angin matahari dan radiasi mendorongnya, menghilangkannya. Saat menghilang, itu menjadi kurang padat, dan ada sedikit hambatan pada objek.

Tanpa efek peredam gas padat, asteroid berakselerasi dan bertabrakan lebih sering. Menurut Hunt dan rekan-rekannya, pengurangan hambatan gas bertanggung jawab.

“Teori yang paling menjelaskan fase awal energik tata surya ini menunjukkan bahwa itu terutama disebabkan oleh disipasi yang disebut nebula surya,” rekan penulis studi Maria Schönbächler menjelaskan.

“Nebula surya ini adalah sisa gas yang tersisa dari awan kosmik tempat Matahari lahir. Selama beberapa juta tahun, ia masih mengorbit Matahari muda sampai tertiup angin matahari dan radiasi,” ucap Schönbächler.

Mengapa asteroid menjadi petunjuk masa lalu tata surya?

Asteroid seperti kapsul waktu berbatu yang berisi petunjuk ilmiah dari zaman penting itu karena asteroid yang berbeda memiliki mantel yang melindungi interiornya dari pelapukan luar angkasa. Tapi, tidak semua asteroid tetap utuh.

Seiring waktu, tabrakan berulang membuat mantel isolasi menjauh dari inti besinya dan kemudian menghancurkan beberapa inti tersebut menjadi beberapa bagian. Beberapa dari potongan-potongan itu jatuh ke Bumi.

 

Batuan yang jatuh dari luar angkasa sangat menarik bagi manusia dan dalam beberapa kasus merupakan sumber daya yang berharga. Para ilmuwan sangat tertarik pada meteorit besi karena informasi yang dikandungnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement