REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para astronom telah menemukan apa yang mungkin disebut sebagai pulsar paling terang di langit. Meskipun cahayanya terang, pulsar tidak ditemukan dalam waktu yang lama. Pulsar ini hanya ditemukan berkat teleskop yang dilengkapi dengan "kacamata hitam" kosmik.
Pulsar adalah bintang neutron yang menghasilkan sinar radiasi dari kutubnya. Pulsar menghasilkan cahaya saat melewati Bumi. Pulsar ini berkedip cepat. Pulsar yang ditemykan hanya berkedip selama beberapa detik atau milidetik. Karena waktu berkedip yang singkat inilah membuatnya cukup mudah untuk diperhatikan di luar angkasa.
PSR J05237125 merupakan nama dari pulsar yang baru ditemukan. Pulsar ini berkedip tiga kali per detik dan terletak di Awan Magellan Besar, galaksi kerdil yang mengorbit Bima Sakti. Pulsar ini juga 10 kali lebih terang daripada pulsar sebelumnya yang ditemukan di luar galaksi kita. PSR J05237125 menyaingi pulsar paling terang yang ditemukan di dalamnya.
Namun, bagaimana pulsar itu tidak terdeteksi begitu lama jika begitu terang? Menurut para peneliti, pulsar ini memiliki sifat aneh yang membuatnya tetap tersembunyi. Pancaran radiasinya cukup lebar, yang berarti pulsar tetap "menyala" jauh lebih lama daripada pulsar biasa.
Pulsar terdeteksi menggunakan teleskop radio ASKAP di Australia. Teleskop radio ini menggunakan filter yang mirip dengan kacamata hitam. Pulsar memancarkan cahaya yang sangat terpolarisasi yang tidak dapat dibedakan dari cahaya biasa ke sebagian besar peralatan karena medan magnetnya yang sangat besar.
Para astronom menemukan objek yang sangat terpolarisasi di Awan Magellan Besar yang mengubah kecerahannya selama berbulan-bulan saat meninjau data ASKAP.
Investigasi lanjutan dengan berbagai instrumen mengungkapkan, tidak ada objek dalam panjang gelombang sinar-X, optik, atau inframerah. Namun, akhirnya objek ini diidentifikasi sebagai pulsar unik oleh teleskop radio MeerKAT di Afrika Selatan.
“Kita harus berharap untuk menemukan lebih banyak pulsar menggunakan teknik ini,” kata Profesor Tara Murphy, penulis utama studi tersebut.
“Ini adalah pertama kalinya kami dapat mencari polarisasi pulsar secara sistematis dan rutin. Karena sifatnya yang tidak biasa, pulsar ini terlewatkan oleh penelitian sebelumnya, meskipun sangat terang,” jelasnya.