Republik Bebas Liberland bukan satu-satunya negara yang menunjukkan antusiasme terhadap metaverse. Pada bulan November, Barbados menjalin kemitraan dengan platform realitas virtual, Decentraland, dengan maksud untuk mendirikan kedutaan diplomatik di sana.
Fungsi institusi ini di metaverse belum dirinci, tetapi pemerintah pulau Karibia kecil telah mengindikasikan bahwa mereka akan menyediakan layanan konsuler online, serta portal teleportasi ke alam semesta virtual lainnya.
“Kedutaan Metaverse menunjukkan kepemimpinan Barbados dalam mengarahkan diplomasi dan hubungan internasional ke era teknologi,” kata Gabriel Abed, duta besar Barbados untuk Uni Emirat Arab, yang memimpin proyek tersebut.
Pemerintah metropolitan Seoul, Korea Selatan, juga berinvestasi besar-besaran di metaverse. Pada awal November mereka mengumumkan ingin menjadi kota besar pertama di dunia yang pindah ke alam semesta dengan kemungkinan tak terbatas ini.
Proyeknya melibatkan penciptaan ekosistem komunikasi virtual, yang mencakup semua bidang di mana administrasi kota beroperasi. Penduduk Seoul akan dapat bertemu avatar pejabat kota atau menghadiri acara di ruang digital baru ini, berkat headset realitas virtual.
Seoul telah menginvestasikan 3,9 miliar won (sekitar 13,2 miliar dolar Amerika Serikat) dalam proyek ini, yang untuk sementara disebut “Metaverse Seoul.”
“Metaverse menawarkan pengalaman baru dan mengatasi keterbatasan realitas dengan memadukan dunia nyata dengan dunia virtual. Kami akan memanfaatkan manfaat tersebut dalam kebijakan publik kami,” kata Yo-Sik, Presiden Seoul Digital Foundation (SDF).
“Ada beberapa warga yang tidak bisa menikmati semua layanan yang kami berikan karena keterbatasan fisik. Kami akan mencoba yang terbaik untuk menggunakan Metaverse Seoul dalam memberikan layanan yang setara kepada setiap warga Seoul. Versi beta metaverse ini akan diluncurkan pada akhir tahun 2022.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
