Rabu 05 Jan 2022 13:48 WIB

Varian IHU Muncul di Prancis, Apa Pula Itu?

Varian IHU sedang menjadi sorotan di Prancis.

Rep: Dian Fath Risalah, Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Mutasi virus corona tipe baru, SARS-CoV-2 (ilustrasi). Varian yang dijuluki IHU dikabarkan muncul di Prancis.
Foto:

Mutasi virus

Varian IHU memiliki 46 mutasi, lebih banyak dibandingkan dengan mutasi pada varian omicron. Sejauh ini, sudah ada 12 kasus B.1.640.2 atau varian IHU yang berhasil terdeteksi di dekat Marseilles, Prancis.

Kasus varian IHU tampak berkaitan dengan riwayat perjalanan pasien pertama ke Kamerun, Afrika. Pasien dewasa tersebut mengalami gejala ringan, satu hari sebelum terdiagnosis dengan Covid-19 pada pertengahan November 2021.

Hasil tes menunjukkan adanya kombinasi atipikal atau tidak biasa pada mutasi genom spike yang tidak memiliki kemiripan dengan varian delta. Sekuensing genom lalu dilakukan untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut mengenai temuan tersebut. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa virus yang menginfeksi pasien tersebut merupakan varian baru.

Varian ini memiliki beberapa kesamaan mutasi dengan varian omicron. Akan tetapi, jumlah mutasinya jauh lebih banyak dibandingkan dengan omicron. Varian baru yang kini disebut sebagai varian IHU ini memiliki 46 mutasi dengan 37 deletion pada genomnya, seperti dilansir NewsWeek, Rabu (5/1/2022).

Berdasarkan studi, varian IHU memiliki substitusi N501Y dan E484K pada bagian spike proteinnya. Selain itu, peneliti juga menemukan ada 14 substitusi asam amino dan sembilan kehilangan pada bagian spike protein.

Kasus varian IHU belum ditemukan di negara lain. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini belum memasukkan varian IHU ke dalam kelompok varian yang sedang diinvestigasi.

Ahli epidemiologi Eric Feigl-Ding mengatakan, varian-varian Covid-19 baru memang terus bermunculan. Akan tetapi, kemunculan varian baru ini tak selalu lebih berbahaya. Yang membuat sebuah varian menjadi lebih berbahaya adalah mutasi yang membuat varian tersebut bisa memperbanyak diri lebih cepat, lebih menular, dan bisa menghindari sistem imun.

"Masih belum diketahui varian baru ini masuk ke kategori apa," ujar Feigl-Ding, seperti dilansir Hindustan Times.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement