Di media, menurut Prof Tjandra, varian ini disebut sebagai B.1640.2. Sebenarnya, sejak 22 November 2021, WHO sudah menggolongkan B.1640--tanpa pembagian ".1" atau ".2"--sebagai "variant under monitoring" (VUM).
Varian tersebut menjadi VUM bersama dengan varian B.1.1.318 dan C.1.2. Keberadaan B.1640 sudah dilaporkan dari beberapa negara sejak September 2021.
"Sekarang ini ada tiga varian yang masuk sebagai VUM, dan sebagaimana namanya maka ini masih dimonitor untuk tahu situasinya. Bisa saja sesudah dimonitor lalu dianggap tidak bermasalah dan dimasukkan kedalam "formerly monitored variants" atau kalau memang bermasalah akan dijadikan "variant of interest" dan lainnya," jelas Prof Tjandra.
Menurut Prof Tjandra, sebaiknya masyarakat tidak berspekulasi tentang varian B.1640.2 itu. Amati dulu perkembangan data ilmiah yang lebih jelas.
"Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan dan apalagi jangan pula terlalu cepat menjadi panik berdasar berbagai analisis yang belum tentu tepat," ujar Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu.
Saat ini, ada lima varian yang oleh WHO dimasukkan kedalam "variant of cencern" (VOC), termasuk omicron. Di samping itu, ada dua "variant of Interest" (VOI). Kelimanya menggunakan nama sesuai abjad Yunani.