REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini masih memantau dan menyelidiki varian SARS-CoV-2 yang dijuluki sebagai varian IHU. Varian ini sedang menjadi sorotan di Prancis.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan spekulasi tentang varian IHU masih berdasar pernyataan dari pakar di Prancis. Mereka melaporkan beberapa kasus yang dicurigai tertular SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, strain B.1640.2.
Dari mana datangnya istilah varian IHU? Prof Tjandra menjelaskan, julukan itu terkait dengan badan penelitian yang melaporkan kasusnya.
"Karena pakarnya berafiliasi di IHU Méditerranée Infection maka keluarlah berita bahwa ini "varian IHU"," kata Prof Tjandra dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Rabu (5/1/2022).
Prof Tjandra mengatakan, tidak ada nomenklatur "varian IHU" dalam kasus Covid-19. Sebab, "IHU" adalah nama institut yang salah satu stafnya melaporkan hal ini, bukan abjad Yunani yang biasa dijadikan patokan WHO untuk memberi nama varian baru SARS-CoV-2.
Sesuai aturan International Health Regulation (IHR), menurut Prof Tjandra, pihak yang harus melaporkan secara resmi ke WHO bila ada kecurigaan sesuatu penyakit menular yang penting adalah IHR focal point di setiap negara. Pelaporan dibuat setelah IHR melakukan analisis mendalam di dalam negeri.
"Kalau hanya satu pendapat maka tentu masih perlu analisis mendalam sebelum nantinya jadi atau tidak sebagai laporan IHR focal point negara itu ke dunia," jelas Prof Tjandra yang pernah menjabat sebagai IHR focal point Indonesia sejak 2009 sampai 2014.