Probe akan diluncurkan sekitar 2036 menggunakan roket angkat super berat. Pesawat ruang angkasa itu hanya membutuhkan 6,5 jam untuk melewati orbit Bulan dan mencapai Jupiter dalam tujuh bulan untuk manuver sling-shot yang memompanya hingga kecepatan puncak enam hingga tujuh unit astronom per tahun itu lebih dari satu miliar km setiap 12 bulan.
Ada beberapa hal yang diperhatikan NASA probedalam tujuan kali ini. Dengan dua baterai nuklir generasi berikutnya, diharapkan antarbintang masih dapat mengirim data kembali ke Bumi dalam satu abad ke dalam misi yang diperpanjang ketika jaraknya akan ratusan AU.
“Apa yang telah dilakukan penelitian kami adalah mengambil mimpi yang dimiliki para ilmuwan ini dan menempatkan teknik di belakang mereka,” kata pemimpin sistem muatan untuk tim studi, Alice Cocoros.
Dengan teknologi yang ada, para ilmuwan berharap bisa menyelidiki hal-hal lain yang telah diketahui sebelumnya.
Data Voyager telah menimbulkan banyak pertanyaan baru tentang sifat gelembung Matahari. “Sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu, tata surya kita mulai terbentuk, dan dengannnya gelembung magnet ini yang melindungi kita dari semua debu dan plasma yang kita lewati dalam perjalanan kita melintasi galaksi,” kata ilmuwan proyek Pontus Brandt.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah penyelidikan antarbintang mendapatkan dana yang dibutuhkan. Proposal penelidikan ini membutuhkan dana sekitar 1,6 miliar dolar yang akan bergantung pada dukungan yang lebih luas dari komunitas matahari dan fisika ruang angkasa di AS.