Jumat 03 Dec 2021 05:57 WIB

Studi Baru Sebut Air di Bumi Mungkin Berasal dari Matahari

Ada bukti partikel di matahari bisa menciptakan air di permukaan asteroid.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Matahari. ILustrasi
Foto:

 

Ada jenis asteroid chondrite lain yang juga bisa menahan partikel air, meskipun di tingkat yang lebih rendah. Asteroid dekat bumi, Itokawa misalnya adalah asteroid chondrite biasa. Analisis sampel yang diambil dari batuan kaya silikat ini pada 2010 menemukan tanda-tanda air dan sumbernya bisa jadi matahari.

 

Iradiasi angin matahari telah diusulkan di masa lalu sebagai cara yang mungkin untuk membentuk air pada bahan kaya silikat yang mengambang di ruang angkasa.

Di laboratorium, ion hidrogen yang mudah menguap telah terbukti bereaksi dengan mineral silikat, menghasilkan air sebagai produk sampingan.

 

Studi mikroskop elektron dan studi mikroskop elektron dan spektroskopi elektron telah menemukan bukti langsung H20 dalam partikel debu luar angkasa di masa lalu. Secara teoritis, jika air terperangkap dalam partikel debu ini, elemen tersebut akan terlindungi dari pelapukan luar angkasa dan kemudian dapat dikirim melalui meteorit ke benda lain di luar angkasa.

 

"Fenomena ini bisa menjelaskan mengapa regolith dari dunia tanpa udara seperti bulan, yang pernah dianggap anhidrat, mengandung beberapa persen H20," para penulis studi baru menjelaskan seperti dikutip dari laman Science Alert, Rabu (1/12).

 

Untuk mengeksplorasi hipotesis ini,  para ilmuwan meneliti asteroid tipe S, Itokawa, untuk melihat apakah objek ini mengandung 'reservoir yang mudah menguap' dari isotop yang mirip dengan angin matahari.

 

Sementara itu, sebagian besar isotop air di bumi cocok dengan kondrit berkarbon, sebagian kecil tidak. Matahari telah diusulkan sebagai sumber yang memungkinkan.

 

Menggambarkan analisis atom demi atom yang teliti, yang dikenal sebagai tomografi probe atom, para ilmuwan kini telah mengukur kelimpahan air yang ditemukan di dalam debu dan asteroid Itokawa yang dikembalikan ke bumi oleh Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang (JAXA) pada 2011.

 

Dengan mengukur seluruh partikel-partikel ini, termasuk bagian yang tersembunyi dari matahari, tim menemukan hidroksida dan air yang diperkaya di tepi semua sisi. Ini menunjukkan ion hidrogen matahari 'ditanam' ke dalam batu, menyimpan air di tempat yang tidak bisa disentuh.

 

"Penelitian kami menunjukkan angin matahari menciptakan air di permukaan butiran debu kecil dan air yang secara isotop lebih ringan ini kemungkinan menyediakan sisa air di bumi," kata ilmuwan planet Phil Bland dari Universitas Curtin di Australia.

 

Dilihat dari berapa banyak yang mereka temukan di partikel debu kecil ini, tim memperkirakan asteroid tipe S dapat menampung 20 liter H20  untuk setiap meter kubik asteroid.

 

"Penelitian kami menunjukkan bahwa proses pelapukan ruang angkasa yang sama menciptakan air di Itokawa kemungkinan terjadi di planet pengap lainnya, yang berarti astronot mungkin dapat memproses pasokan air segar langsung dari debu di permukaan planet seperti bulan," kata kata ahli geosains Luke Daly yang mengerjakan analis saat di Universitas Curtin.

 

Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement