Prof Maini menjelaskan, protein ini diperlukan di tahap paling awal siklus hidup virus sesaat setelah memasuki sel umum. Protein tersebut jamak untuk semua virus corona dan tetap ada untuk seterusnya sehingga tidak mungkin berubah atau bermutasi.
"Vaksin yang dapat menginduksi sel T untuk mengenali dan menargetkan sel terinfeksi yang mempercepat produksi protein ini akan lebih efektif dalam menghilangkan SARS-CoV2 di awal dan mungkin memiliki manfaat tambahan karena vaksinnya juga mengenali virus virus corona lain yang saat ini menginfeksi manusia atau virus yang lainnya di masa mendatang," kata Prof Maini, seperti dikutip dari laman The Sun, Kamis (11/11).
Prof Maini mejelaskan, sel T yang mampu mengenali mesin replikasi virus akan memberikan lapisan perlindungan tambahan yang telah diberikan oleh vaksin yang sudah ada saat ini. Selama ini, vaksin diproduksi untuk menginduksi kekebalan dengan fokus pada protein lonjakan (spike protein) virus.
Vaksin dengan aksi ganda ini nantinya akan memberikan lebih banyak fleksibilitas terhadap virus yang bermutasi. Mengingat sel T dapat bertahan sangat lama, vaksin masa depan itu juga dapat memberikan kekebalan yang bertahan lebih lama.