Rabu 10 Nov 2021 14:50 WIB

5G Picu Industri Terus Ngebut

Layanan 5G sangat membutuhkan ketersediaan spektrum yang signifikan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Jaringan 5G ilustrasi
Foto:

5G picu industri kian ngebut

Shurish Subbramaniam se laku Chief Technology Officer Smartfren menjelaskan, kemampuan teknologi 5G akan menciptakan industri bergerak jauh ke depan. "Speed yang dihasilkan bukan main cepatnya, dan very low latency. Sehingga, untuk mengaplikasikan robot, geraknya akan baik, karena tidak akan ada delay. Hal ini juga baik untuk industri, karena otomatisasi di sisi manufakturing akan ber jalan lebih sempurna," ujarnya, dalam seminar daring bertajuk, 'Eksplorasi Teknologi dan Kasus Penggunaan (use case) Layanan 5G di Berbagai Industri', Selasa (26/10).

Namun, tantangan untuk menggelar 5G yang ideal bagi industri telekomunikasi saat ini, masih terganjal ketersediaan spektrum yang memadai. Shurish pun menekankan urgensi soal spektrum ideal 5G yang be lum hadir di Indonesia.

"Spektrum 3,5 GHz, 2,6 GHz, atau frekuensi millimeter wave sangat dibutuhkan bagi ekosistem industri. Saya yakin pemerintah sedang bekerja keras untuk menghadirkan spektrum yang ideal 5G di Indonesia," lanjutnya.

Menurut Shurish, tahun depan, Smartfren akan mengumumkan layanan 5G di area terpilih. Namun, hal ini akan sangat tergantung pada kesiapan ekosistem pada 2,3 GHz. "Jadi, mulai tahun ini kita mendapatkan ULO (uji layak operasi-Red) dan mulai tahun depan kita akan launching di area terpilih," ujarnya.

Sejak awal, Shurish mengungkapkan, awal fokus kehadiran teknologi 5G untuk Smartfren adalah lebih ke arah industri 4.0. Ia yakin ketersediaan spektrum yang ada akan lebih bermanfaat untuk konsumen dan menjadi in dustri. Terutama, apabila layanaan Smartfren berada di arena yang belum terjangkau 5G.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement