Ahad 17 Oct 2021 04:13 WIB

Ilmuwan Temukan Planet Mengorbit Bintang Mati

Ilmuwan berasumsi mungkin saja ada planet bisa bertahan saat matahari hancur.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Dwi Murdaningsih
Bintang katai putih (ilustrasi).
Foto:

Penemuan planet ekstrasurya yang acak tiba-tiba berubah menjadi masalah penting. Sebab, tidak ada katai putih yang ditemukan sebelumnya dengan sebuah planet di orbitnya. Para ilmuwan juga telah berspekulasi selama bertahun-tahun apakah planet bahkan bisa ada di sekitar katai putih.

Para ilmuwan menilai bukan bintang katai putih yang menjadi masalah bagi kelangsungan hidup sebuah planet. Namun, fase raksasa merah sebelumnya, sebuah tahap dalam kehidupan sebagian besar bintang yang membakar hidrogen menjadi helium di intinya 

Saat bintang membakar semua hidrogen di intinya, lapisan luarnya mulai runtuh ke dalam, yang untuk sementara meningkatkan suhu di dalam inti, memungkinkan helium melebur menjadi karbon. Proses ini menghasilkan dorongan luar yang kuat yang memperluas selubung asli bintang beberapa kali. Begitu matahari mencapai fase raksasa merah, kata Beaulieu, Bumi tiba-tiba akan berada di bagian dalam matahari dengan suhu ribuan derajat di permukaannya.

"Tidak akan ada yang tersisa dari Bumi. Tetapi sesuatu seperti Jupiter, yang lebih jauh, bisa bertahan. Beberapa lapisan luarnya akan meledak, tetapi cukup besar untuk bertahan," kata Beaulieu.

Sebelumnya, pemodelan komputer menyarankan bahwa ini mungkin terjadi. Akan tetapi penemuan baru akhirnya memberikan bukti kuat bahwa beberapa planet dapat mempertahankan fase raksana mereka bintang mereka.

Beaulieu berharap dalam waktu dekat, tim mungkin benar-benar dapat melihat katai putih mereka dengan bantuan Teleskop Luar Angkasa Hubble atau Teleskop James Webb yang akan datang, observatorium luar angkasa terbesar yang pernah dibangun. Observatorium ini baru saja disiapkan untuk diluncurkan di Pelabuhan antariksa Eropa di Kourou, Guyana Prancis.

"Kami berharap kami tidak hanya dapat mendeteksinya tetapi juga mengukur luminositas (terangnya cahaya) dan suhunya. Setelah kami memilikinya, kami akan dapat mengetahui usia katai putih dan itu akan memberi tahu kami usia keseluruhan sistem tersebut," tambah Beaulieu.

Seorang ilmuwan peneliti senior di University of Maryland dan Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard milik NASA, yang juga merupakan salah satu penulis makalah baru ini, David Bennett, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dugaan terbaik umat manusia adalah menghuni beberapa bulan Jupiter atau Saturnus.

 

"Jika manusia ingin pindah ke bulan Jupiter atau Saturnus sebelum matahari menggoreng Bumi selama fase super raksasa merahnya, kita akan tetap berada di orbit mengelilingi matahari, meskipun kita tidak akan dapat mengandalkan panas dari matahari sebagai katai putih untuk waktu yang sangat lama," kata Bennett.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement