Jumat 01 Oct 2021 14:11 WIB

Fairphone, Ikhtiar Produsen Buat Ponsel Ramah Lingkungan

Fairphone berupaya membuat komponem ponsel yang bisa didaur ulang.

fairphone
Foto:

Satu hal yang belum Fairphone lakukan adalah rencana dekarbonisasi. Direktur Dampak Inovasi Perusahaan, Monique Lempers mengatakan kepada DW bahwa mereka sedang dalam proses menyusun target tersebut, namun sampai sekarang mereka telah berusaha mengurangi emisi dengan memperpanjang umur ponsel mereka.

"Kami menghitung bahwa jika kami menetapkan target umur produk empat setengah tahun, ini akan mengurangi jejak karbon ponsel hingga 30 persen," kata Lempers.

Ponsel mereka bersifat modular. Artinya komponen-komponennya dapat ditukar jika rusak atau sudah terlalu tua. Ini berbeda dengan kebanyakan ponsel lain, yang jika komponennya rusak, seringkali harus diganti keseluruhannya.

Untuk alasan ini, Fairphones mendapat skor 10/10 pada peringkat kemampuan perbaikan di ranking "iFixit”, dibandingkan dengan skor 6/10 untuk iPhone 12. iFixit adalah situs berbasis wiki AS yang mengajarkan konsumen cara memperbaiki perangkat mereka sendiri, serta memberikan saran perbaikan dari toko-toko mereka.

Baca juga : KPPPA Tegaskan Komitmen Cegah Praktik Sunat Perempuan

Lempers mengatakan indikasi awal menunjukkan bahwa rata-rata Fairphone 3 digunakan hingga lima tahun, dua kali liebih lama dari smartphone biasa.

"Menggunakan teknologi ini lebih lama dapat memiliki efek yang sangat besar," kata direktur pelaksana iFixit, Matthias Huisken kepada DW.

"Tidak mengganti barang-barang ini setiap dua hingga tiga tahun, tetapi menggantinya setiap lima atau setiap 10 tahun, akan membuat perbedaan besar."

Terlalu kecil untuk memerintahkan?

Sayangnya, maksud baik ini belum didukung oleh pembuat perangkat lunak dan sistem operasi. Fairphone menjalankan sistem operasi Android Google. Karena Google terus memperbarui Android untuk meningkatkan fungsionalitas di ponsel generasi baru, pembaruan ini membuat perangkat Fairphones yang tahan lama menjadi tertinggal. Fairphone merespons dengan memperlambat frekuensi pembaruan di ponsel mereka, tetapi aplikasi tertentu menuntut versi terbaru Android untuk dijalankan.

"Jika Anda tidak dapat lagi melakukan mobile banking dengan aman di ponsel karena tidak ada lagi pembaruan keamanan, meskipun perangkat kerasnya mungkin berfungsi dengan baik, Anda kemungkinan besar akan menggantinya, karena Anda menginginkan ponsel yang aman” kata Huisken.

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement