REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ini, surat elektronik (surel) atau email tepat berusia 50 tahun. Hadir pertama kali pada 1971, surel saat ini telah menjadi bagian dari sejarah teknologi yang membawa begitu banyak perubahan dalam kehidupan manusia.
Dikutip dari Email on Acid, kelahiran surel awalnya dibidani oleh Ray Tomlinson yang saat itu tengah bekerja untuk Advanced Research Projects Agency Network atau ARPANET. Mengingat, pada masa itu, pengguna komputer hanya bisa berkirim pesan lewat komputer yang sama.
Hal itu kemudian mendorong Tomlinson membuat program yang bisa mendukung pengiriman pesan antara sejumlah komputer yang tersambung dalam sistem ARPANET. Di awal kehadirannya, mengirim pesan dengan perantara jaringan masih menjadi sebuah konsep yang sulit dimengerti.
Termasuk juga, bagaimana kita bisa memastikan bahwa pesan tersebut akan dapat diterima oleh pihak yang kita tuju. Untuk menjawab kebingungan ini, Tomlinson memiliki jawabannya.
"Konsep penggunan simbol @ akan menjadi penunjuk kepada komputer siapa pesan tersebut dituju," katanya. Sejak itu, menulis surel dengan format nama pengguna@nama komputer menjadi baku dalam proses pengiriman surel.
Teknologi ini kemudian menarik perhatian Ratu Elizabeth II. Saat melakukan kunjungan ke Royal Signals and Radar Establishment pada 1976, Ratu Elizabeth II pun sempat membuat akun surel dan menjadi pimpinan negara pertama yang memiliki akun surel.
Dari situ, penggunaan surel terus berkembang. Hingga pada 1992, pengguna tak lagi hanya bisa mengirim surat berupa teks. Sebab, mulai saat itu, surel telah memungkinkan penggunanya mengirimkan gambar, suara, dan video.