Selasa 28 Sep 2021 18:25 WIB

Tim Ungkap Ancaman Pelepasan Gunung Es di Antartika

Ilmuwan mengungkap penipisan melange es bisa menjadi ancaman lepasnya es Antartika.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Pine Island Glacier, salah satu gletser di Antartika yang telah runtuh,
Foto:

 

Mereka memilih 11 retakan atas-ke-bawah untuk studi mendalam, pemodelan untuk melihat mana dari tiga skenario yang membuat retakan paling mungkin pecah. Pertama, jika lapisan es menipis karena mencair. Kedua, jika melange es semakin menipis, atau jika kedua es rak dan melange menipis.

"Banyak orang berpikir secara intuitif. Jika Anda menipiskan lapisan es, Anda akan membuatnya jauh lebih rapuh, dan itu akan pecah," kata penulis utama Eric Larour, ilmuwan riset NASA.

Sebaliknya, model menunjukkan bahwa lapisan es yang menipis tanpa perubahan melange bekerja untuk menyembuhkan keretakan, dengan tingkat pelebaran tahunan rata-rata turun dari 79 menjadi 22 meter.

Menipisnya lapisan es dan melange juga memperlambat pelebaran celah tetapi pada tingkat yang lebih rendah. Tetapi ketika memodelkan hanya penipisan melange, para ilmuwan menemukan pelebaran celah dari tingkat tahunan rata-rata 76 hingga 112 meter.

Perbedaannya, Larour menjelaskan, mencerminkan sifat zat yang berbeda.

"Melange lebih tipis dari es pada awalnya. Ketika melange hanya setebal 10 atau 15 meter, itu mirip dengan air, dan retakan lapisan es dilepaskan dan mulai retak." katanya. 

Bahkan di musim dingin, air laut yang lebih hangat dapat mencapai melange dari bawah karena retakan meluas melalui seluruh kedalaman lapisan es.

"Teori yang berlaku di balik peningkatan peristiwa pelepasan gunung es besar di Semenanjung Antartika adalah hydrofracturing, di mana kolam yang meleleh di permukaan memungkinkan air meresap ke bawah melalui retakan di lapisan es, yang mengembang ketika air membeku lagi," kata Rignot, yang juga merupakan ilmuwan peneliti senior JPL NASA. 

"Tapi teori itu gagal menjelaskan bagaimana gunung es A68 bisa pecah dari lapisan es Larsen C di tengah musim dingin Antartika ketika tidak ada kolam yang mencair." tambahnya.

Dia mengatakan bahwa dia dan orang lain di komunitas studi cryosphere telah menyaksikan runtuhnya lapisan es di Semenanjung Antartika, yang berasal dari kemunduran yang dimulai beberapa dekade lalu.

Para peneliti akhirnya mulai mencari penjelasan mengapa lapisan es ini mulai mundur dan masuk ke konfigurasi ini yang menjadi tidak stabil beberapa dekade sebelum hydrofracturing dapat bertindak pada mereka.

 

"Sementara melange es yang menipis bukan satu-satunya proses yang bisa menjelaskannya, itu cukup untuk menjelaskan kerusakan yang telah kami amati," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement