Pemburu ilegal jadi ancaman konstan
Penjaga keamanan hutan bekerjasama dengan pakar primatologi Augustin Basabose. Ia memimpin Primate Expertise, sebuah organsasi nirlaba yang mendedikasikan diri pada riset dan konservasi primata. Ia mengatakan, pemburu ilegal dan perangkap yang mereka pasang merupakan ancaman terus-menerus.
Gorila punggung perak Mugaruka adalah salah satu korban perangkap. Ia kehilangan tangan kanannya karena terkena perangkap ketika ia baru berusia empat tahun. “Tapi setelah insiden itu, kita lihat hewan itu di sini, bersama keluarganya,” tutur Basabose.
Para rangers tidak hanya berpatroli di taman suaka untuk mengumpulkan data. Mereka juga melacak pemburu ilegal. Itu sebabnya mereka dipersenjatai.
"Kami punya masalah keamanan di beberapa bagian taman. Pemburu ilegal datang tiap hari, dan penjaga hutan berusaha melacaknya,” tutur De-Dieu Bya'ombe, direktur Congolese Institute for Nature Conservation Site.
Ia meambahkan, warga dari komunitas sekitar taman juga kadang-kadang merusak, dengan menebang kayu atau bambu.
Ikut tingkatkan kualitas hidup warga
Taman suaka Kahuzi-Biega adalah situs warisan dunia UNESCO. Namun, wilayah timur Kongo populasinya padat, dan tidak ada kawasan penyangga antara taman dengan desa-desa terdekat. Puluhan ribu warga bermukim dekat hutan. Sebagian bekerja di perkebunan teh atau di taman suaka, tapi kebanyakan adalah petani kecil.
Organisasi nir laba Primate Expertise bekerja bukan hanya untuk menjaga kelestarian gorila, tapi juga meningkatkan kualitas hidup komunitas lokal. Organisasi ini meluncurkan proyek reboisasi kawasan seputar hutan, yang sebelumnya dibabat secara ilegal.