Senin 27 Sep 2021 13:24 WIB

Warga Kongo Lindungi Gorila dari Perburuan Liar

Penjaga keamanan hutan bekerjasama dengan pakar untuk konservasi gorila atau primata.

Gorila. Ilustrasi
Foto: tripadvisor
Gorila. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Walaupun Republik Demokrasi Kongo porak-poranda akibat konflik, warganya masih menyediakan waktu untuk konservasi alam. Itu menjadi kabar baik bagi gorila yang hidup di sana.

Gorila bernama Monsieur Bonne Année hidup bersama enam anggota keluarganya di Kahuzi-Biega National Park, di Republik Demokrasi Kongo. Mereka tidak takut jika didekati manusia.

Baca Juga

Gorila dataran rendah di kawasan timur ini jadi atraksi turisme sejak puluhan taun lalu. Sumber pemasukan utama taman suaka ini adalah donasi, kemudian dari tiket masuk.

Satu orang turis asing harus membayar 400 dolar AS. Akibat pandemi corona, saat ini tidak ada satupun pengunjung datang. Namun, para rangers tetap melakukan patroli. Mereka tetap ingin melacak jejak gorilla.

Biasanya mereka tahu, di mana primata itu berada, walaupun taman nasional Kahuzi-Biega amat luas, yaitu sekitar enam ribu kilometer persegi.

Kumpulkan data untuk riset ilmiah

Lambert Mongane, yang bekerja sebagai kepala pemandu turis menjelaskan, untuk setiap keluarga gorilla mereka dilengkapi perangkat GPS. ”Jika kami masuk hutan, dan mengecek hewan ini, kami juga mengumpulkan data,” kata Lambert Mongane.

Jika menemukan simpanse, mereka mencatatnya. Jika menemukan bukti aktivitas ilegal, seperti perangkap, mereka bongkar dan catat koordinatnya.

Data digunakan untuk riset ilmiah. Jumlah gorila dataran rendah di kawasan ini berkurang hampir separuhnya dalam tiga dekade terakhir. Taksiran peneliti, sekarang jumlahnya tinggal beberapa ribu.

 

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement