Senin 13 Sep 2021 10:02 WIB

Cerita Irham Andika, WNI Kuliah Astronomi di Jerman (2)

Irham Taufik Andika belajar banyak hal saat kualiah di Jerman,

Irham Taufik Andika
Foto:

Semua peluang harus dicoba

Untuk mereka yang berminat spesifik berkuliah Ph.D di Jerman, Irham menganjurkan untuk melihat berbagai kantor yang memberikan beasiswa, misalnya DAAD (Deutscher Akademischer Austausch Dienst), atau juga yang langsung dari universitas dan badan riset, seperti International Max Planck Research School. Itu semua harus dicoba.

Ia juga bercerita, ketika dulu berusaha melanjutkan kuliah S3 di Jerman, dia memberanikan diri mengirimkan email dan mengontak profesor yang berpotensi untuk jadi pembimbing. “Pak, ada lowongan, ga? Saya kebetulan punya minat di bidang ini. Saya dari Indonesia dan sudah punya pengalaman.”

Banyak yang tidak memberikan respon sama sekali. Tapi ada juga yang memberikan jawaban dan menganjurkan untuk melamar beasiswa tertentu. “Emang harus disiapin dari jauh-jauh hari.”

Spesial untuk astronomi, Irham menyarankan untuk berkuliah di Eropa atau Jerman, karena ada konsorsium penelitian dan teleskop yang bagus, dan peneliti punya peluang ke observatorium itu.

SIM bisa jadi syarat penelitian

Irham juga bercerita ketika dapat kesempatan mengadakan pengamatan selama sepekan di observatorium di La Palma, yang merupakan salah satu pulau di kepulauan Canaria, Spanyol. Tempat mendarat kapal terbang adalah di dekat pantai. Yang penting untuk bisa pergi ke observatorium adalah punya SIM, atau kenal orang yang bisa menyetir mobil, karena observatorium letaknya di puncak gunung.

Taksi ada, tetapi terlalu mahal. Selain itu, pulau itu berpenduduk, tetapi penduduk hanya ada di kawasan pantai. Jadi agar bisa sampi ke puncak, hanya bisa mengandalkan GPS. Untungnya ketika itu, Irham pergi ke sana bersama seorang teman, dan teman itu bisa mengemudikan mobil. Yang juga penting kalau sedang mengadakan pengamatan, harus bisa switch tidur di siang hari, dan bekerja di malam hari.

Harus membangun network

Saran terakhir bagi orang yang akan berkuliah di Jerman adalah: Harus membangun jaringan, harus punya teman. Teman tidak perlu dekat, kata Irham, tapi yang penting kenal. Sehingga jika kita punya pertanyaan, atau harus membuat proyek, bisa mudah mengontak orang untuk kolaborasi atau kerjasama. Terutama di bidang astronomi, lapangan kerjanya sangat sedikit.

Menurut Irham, lebih dari 50 persen lulusan S3 di bidang astronomi beralih ke industri, bisnis, engineering dan sebagainya. Jika ingin tetap bekerja di bidang astronomi dengan status postdoc, profesor kerap memilih orang yang sudah pernah dia kenal sebelumnya dari misalnya, konferensi. Jadi konferensi harus dimanfaatkan agar lebih mengenal orang.

“Jangan hanya diem di lab aja, dan  terlalu fokus di riset kita.” 

 

 

 

 

 sumber: https://www.dw.com/id/irham-andika-ahli-astronomi-indonesia-studi-di-jerman/a-59102246

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement