Sabtu 21 Aug 2021 17:51 WIB

Eksperimen Fusi Pecahkan Rekor Energi 10 Kuadriliun Watt

Eksperimen menghasilkan energi 10 persen energi sinar matahari yang mengenai Bumi.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
Fusi Nuklir (ilustrasi)
Foto:

Butuh bertahun-tahun

Para ilmuwan dan insinyur telah bekerja selama lebih dari 60 tahun untuk mencapai fusi nuklir berkelanjutan di dalam tokamaks, dengan keberhasilan yang terbatas. Namun, beberapa peneliti berpikir mereka akan dapat mempertahankan fusi di tokamaks dalam beberapa tahun. Tokamaks adalah ruang berbentuk donat untuk mengurung plasma tipis hidrogen panas dan berat neutron di dalam medan magnet yang kuat. 

 

Metode yang dikembangkan di Lawrence Livermore National Laboratory adalah salah satu dari beberapa cara untuk mencapai fusi nuklir tanpa menggunakan tokamaks. Sebagai gantinya, NFI menggunakan rangkaian penguat sinar laser seukuran tiga lapangan sepak bola untuk memfokuskan sinar laser pada pelet bahan bakar hidrogen dalam "ruang target" logam bulat selebar 10 meter. Laser ini adalah yang paling kuat di dunia, mampu menghasilkan hingga 4 megajoule energi.

Metode ini awalnya dirancang agar para ilmuwan dapat mempelajari perilaku hidrogen dalam senjata termonuklir, yang disebut bom hidrogen. Namun, para ilmuwan berpikir itu juga dapat diaplikasikan untuk menghasilkan energi dari fusi nuklir.

Kekuatan Fusi

Meskipun pengaturan NIF tidak dapat digunakan di pembangkit listrik fusi, lasernya hanya dapat menyala sekitar sekali sehari, sementara pembangkit listrik perlu menguapkan beberapa pelet bahan bakar setiap detik, ada upaya untuk memodifikasi proses sehingga dapat digunakan secara komersial.

Fisikawan plasma dari SLAC National Accelerator Laboratory di Stanford University, Siegfried Glenzer mengatakan para ilmuwan di SLAC sedang mengerjakan sistem laser bertenaga rendah. Glenzer berharap energi dari fusi nuklir akan menonjol dalam upaya menggantikan bahan bakar fosil, yang selama beberapa tahun terakhir didominasi energi surya dan teknologi lainnya.

"Ini sangat menjanjikan bagi kami, untuk mencapai sumber energi di planet ini yang tidak akan mengeluarkan CO2," ujar dia, yang mengacu pada gas rumah kaca karbon dioksida.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement