Peningkatan 'luar biasa' dalam produksi antibodi
Uji coba CombivacS di Spanyol, yang dilakukan dengan 663 peserta di Institut Kesehatan Carlos III di Madrid, memiliki kesimpulan yang sama. Hasil awal studi ini dilaporkan dalam jurnal ilmiah Nature.
Seperti hasil dari Universitas Saarland, hasil tersebut belum final. Artikel yang dipublikasikan di Nature adalah kesimpulan awal para peneliti di Spanyol, bukan artikel final yang sudah dinilai dan dikaji ulang oleh para peneliti independen.
Dua pertiga peserta menerima suntikan vaksin BioNTech-Pfizer setelah mendapat suntikan pertama AstraZeneca. Sepertiga sisanya belum mendapat suntikan kedua pada saat hasil awal dirilis.
Magdalena Campins, seorang peneliti pada studi CombivacS di Rumah Sakit Universitas Vall d'Hebron di Barcelona melaporkan, mereka yang telah menerima kombinasi vaksin gabungan lengkap, mulai memproduksi tingkat antibodi yang jauh lebih tinggi setelah suntikan kedua. Antibodi ini mampu mengenali dan menonaktifkan SARS-CoV-2 dalam tes laboratorium.
“Tampaknya vaksin BioNTech-Pfizer meningkatkan respons antibodi secara luar biasa setelah suntikan satu dosis vaksin AstraZeneca,” kata Zhou Xing, seorang ahli imunologi di Universitas McMaster di Hamilton, Kanada, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Dalam artikelnya di jurnal ilimiah Nature, Xing menambahkan, peningkatan imunitas tampak lebih kuat daripada orang yang telah mendapat dosis kedua vaksin AstraZeneca.
Namun, selain fakta bahwa hasilnya belum final dan ditinjau oleh rekan peneliti lainnya, satu masalah dengan penelitian di Spanyol ini adalah mereka tidak menyertakan kelompok kontrol yang menerima dua suntikan vaksin yang sama, jadi tidak ada perbandingan langsung antara kedua kelompok.