Tagg menunjukkan bahwa kentut dapat menyebabkan penyebaran SARS-CoV-2 setelah menganalisis serangkaian tes yang diambil dari pasien Covid-19 pada awal tahun ini. Dia mengutip tes yang mengungkapkan virus itu ada di 55 persen kotoran pasien Covid-19.
"Ya, SARS-CoV-2 dapat dideteksi dalam tinja dan telah terdeteksi pada individu tanpa gejala hingga 17 hari setelah pajanan. Mungkin SARS-CoV-2 dapat menyebar melalui kentut, tapi kami membutuhkan lebih banyak bukti," jelas dia.
Isu penyebaran virus melalui kentut pertama kali muncul di Australia pada 2020. Ketika itu, Norman Swan, seorang petugas medis Australia, membuat pernyataan di podcast ABC.
"Jangan kentut tanpa celana," ungkapnya.
Sebelumnya, di awal-awal pandemi, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China juga mengumumkan, celana semestinya menjadi penghalang efektif terhadap kentut. Hal itu dikemukakan terkait adanya kekhawatiran virus penyebab Covid-19 bisa menular ketika orang buang angin.
Jangan lepas masker saat di toilet umum...