Selasa 27 Jul 2021 17:06 WIB

Uap Air Terdeteksi di Atmosfer Bulan di Planet Jupiter

Uap air terdeteksi di Ganymede.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Ganymede.
Foto: nasa
Ganymede.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamatan terpisah selama 20 tahun yang dilakukan oleh Teleskop Luar Angkasa, Hubble, menunjukkan bahwa uap air terdeteksi di atmosfer bulan es Jupiter, Ganymede. Temuan ini membuat bulan dingin menjadi target yang lebih menarik dalam pencarian kehidupan di luar bumi.

Dikatakan, deteksi uap air itu muncul setelah para peneliti membandingkan dua pengamatan tahun 1998 di Ganymede dengan  pengamatan lain yang dilakukan pada tahun 2018. Setelah dilakukan analisis, air yang disublimasikan di atmosfer, akan menjadi penyebab paling mungkin untuk perbedaan yang ditemukan dalam data tahun 1998. 

Baca Juga

“Perbedaan dalam gambar menunjukkan, di mana air akan berada. Diharapkan di atmosfer. Dan uap air memiliki efek yang sama seperti atom oksigen pada sinyal spektral...” kata Lorenz Roth, penulis utama studi dan astronom planet di KTH Royal Institute of Technology di Swedia, dikutip Gizmodo, Selasa (27/7).

Dalam studi yang diterbitkan di Nature Astronomy, dijelaskan bahwa pada 1998, instrumen Space Telescope Imaging Spectrograph (STIS) Hubble mengambil dua gambar ultraviolet Ganymede. Dalam prosesnya, aktivitas itu mengungkapkan pita di atmosfer bulan yang mirip dengan aurora Bumi, yang berarti bulan memiliki medan magnet permanen. 

Kendati demikian, ada sedikit perbedaan dalam pengamatan ultraviolet yang diambil oleh Hubble pada saat itu. Perbedaan itu dianggap berasal dari keberadaan atom oksigen di atmosfer.

Studi itu menambahkan, menilik pada hasil pengamatan 2018 oleh pengamatan ultraviolet Ganymede dengan menggunakan Hubble Cosmic Origins Spectrograph, proses dilakukan dengan membandingkan jumlah oksigen atom di atmosfer dari tahun 1998 dan 2010. Menguji dasar itu, tim hampir dikatakan tidak menemukan apapun. 

Namun demikian, tim menemukan jawaban mengenai bagaimana aurora Ganymede didistribusikan di dua gambar tahun 1998. Selama satu hari di Ganymede, suhu permukaannya naik dan turun. Tetapi, saat sekitar tengah hari di bulan, permukaan bisa menjadi cukup hangat untuk melepaskan molekul air.

Dalam rilis Badan Antariksa Eropa, Roth menambahkan, misi JUpiter ICy moons Explorer (JUICE) mendatang, bisa menggabungkan temuan baru tersebut dan bulan-bulan es Jupiter lainnya, baik Europa dan Callisto. Kendati demikian, Europa diperkirakan memiliki gumpalan air yang menyembur keluar dari lautan bawah permukaan. Terlepas dari semua itu, uap air Ganymede diklaim peneliti telah membuat dunia ini semakin menarik bagi astrobiologi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement