Ahad 04 Jul 2021 15:38 WIB

Pemain Game Profesional, Kaya tapi Hadapi Risiko Burn Out

Para pemain profesional, rata-rata sudah pensiun di usia antara 23 dan 25 tahun.

Sejumlah peserta bertanding dalam babak grand final kompetisi eSport PUBG Mobile. ilustrasi
Foto:

 

Bukan permainan melainkan profesi

Ia menambahkan, “Salah satu penyebabnya adalah, kita mendorong mereka untuk berprestasi lebih dari batas yang sehat. Kita tidak benar-benar mendukung mereka.“ Bermain game adalah aktivitas waktu luang. Sedangkan 'E-Sport', atau olah raga elektronik, adalah profesi.

Karena pertandingan game melibatkan uang dalam jumlah besar, tim profesional seperti EXCEL kini mengambil langkah perubahan yang besar, untuk melindungi para pemainnya.  

Fabian Broich membantu para atlit e-sport untuk mencapai prestasi maksimal. "Kami melakukan pemeriksaan darah, kami juga bekerjasama dengan ahli nutrisi, kami mengadakan latihan olah raga fisik,“ papar Broich.

Mereka juga meneliti tidur para atlet dengan pencatat khusus seperti pada pertandingan NBA.

“Saya bekerja sebagai pelatih mereka dan rasanya sangat aneh, bahwa saya memperingatkan mereka juga untuk mengurangi bermain game,” ditambahkan Broich.

Kalau ada atlet yang mengalami 'burn out' atau masalah lain, maka ia begitu saja diganti dengan pemain lain. “Dari sudut pandang saya, organisasi sepenuhnya, atau setidaknya sebagian, bertanggungjawab atas gaya hidup para atlet"  

Pensiun dalam usia 25

Semakin banyak tim E-Sport profesional menambah pasal menyangkut kesehatan atlet di kontrak kerja mereka. Misalnya: adanya ruang untuk bersantai, juru masak spesial, pelatih kebugaran, pelatih kinerja, fisioterapi dan penasehat psikis. Tapi peraturan resmi tidak banyak yang melindungi para pemain profesional secara aktif.   

Fabian Broich juga mengungkap, "Mereka tidak tidur cukup. Mereka setiap harinya juga tidak punya struktur. Baru tidur jam 3 atau 5 pagi.“ Lagi pula, mereka tidak dapat cukup cahaya matahari, sehingga kekurangan vitamin D. Biasanya mereka juga tidak punya juru masak, sehingga gizi mereka buruk.

Dalam sepak bola, ada tim yang punya pelatih. Dalam 'E-Sport' belum ada lisensi untuk pelatih. Memang bagus, kalau bisa mendapat uang banyak. Tapi sangat buruk, kalau seseorang terpaksa berhenti bekerja dalam usia 25 atau 30 karena sakit, dan kesehatannya terganggu seumur hidup."  

Pemain profesional butuh perlindungan

Olofmeister kini kembali bekerja secara profesional dengan tim FAZE CLAN. Perjalanannya untuk kembali sehat jadi tantangan hidup terbesar.

"Saya berolahraga lebih sering, dan berusaha mengkonsumsi makanan sehat,“ kata Olofmeister.

Menurut dia, hal itu sangat membantu. Banyak pemain yang lebih dibebani stres, dan tidak mau menunjukkannya di depan umum. Jika tidak ada yang berani mengaku sakit, tidak akan ada yang berubah dan itu tidak baik bagi kesehatan pemain. Begitu ditekankan Olofmeister   

Bidang e-sport masih sangat baru. Karena jumlah pertandingan tambah banyak, dan hadiah tambah besar, perlindungan bagi para pemain profesional terhadap keletihan fisik maupun jiwa jadi tantangan berat. 

 

 

 

sumber: https://www.dw.com/id/esport-berisiko-besar-bagi-kesehatan/a-58140781

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement