Ahad 04 Jul 2021 15:38 WIB

Pemain Game Profesional, Kaya tapi Hadapi Risiko Burn Out

Para pemain profesional, rata-rata sudah pensiun di usia antara 23 dan 25 tahun.

Sejumlah peserta bertanding dalam babak grand final kompetisi eSport PUBG Mobile. ilustrasi
Foto:

Tuntutan atas atlet tambah besar

Olofmeister mengatakan tuntutan sekarang bertambah besar,. Pertandingan tambah banyak, tekanannya juga. “Sebelum ada Corona, kami selalu dalam perjalanan ke berbagai tempat lebih dari 200 hari setahun.“ Tentu sangat meletihkan jiwa, jika selalu harus berprestasi 110 persen.

“Ada orang-orang yang menganalisa langkah salah yang kamu buat, dan menyatakan pendapat mereka kepada kamu,“ demikian ditambahkan Olofmeister.  

Tahun 2017 akhirnya ia mengambil cuti singkat karena masalah pribadi. "Saya tidak bisa tidur lagi. Selama 24 jam saya hanya memikirkan permainan itu.”

Hampir setiap hari ia merasa stres, dan sepanjang hari. Ketika itu ia sembuh dan kembali berlaga lagi. Tapi Mei 2020 Olofmeister mengejutkan semua penggemarnya lewat sebuah tweet. Ia akan berhenti sebagai pemain profesional. Alasannya: keletihan, beban mental dan hilangnya motivasi.   

Buruk bagi kesehatan

"Berat rasanya, jika melihat sebuah tim yang berlaga delapan jam sehari, dan lebih jago daripada kita.“ Oleh sebab itu, orang jadi ingin bermain sembilan jam per hari untuk mengalahkan lawan, demikian dijelaskan Olofmister. Jadi orang akan berlatih dua belas jam, tambah lima jam latihan terpisah, dan itu setiap hari.

“Itu tidak mungkin baik bagi kesehatan," pungkas Olofmeister.  

Pandemi COVID-19 membuat tekanan untuk berlatih sepanjang waktu semakin tinggi. Akibatnya, beberapa pemain sudah mengumumkan istirahat dari berkarir. Alasannya: burn out dan stres.   

Pakar kesehatan dalam industri game sudah lama khawatir akan dampak latihan yang terlalu banyak, juga kurang tidur dan konsumsi suplemen nutrisi yang tidak dikontrol.   

"'Burn out' sudah menyebar luas.” Begitu ungkap dokter para pemain game profesiional, Lindsey Migliore. “Tahun ini bahkan ada beberapa kasus kematian. Orang harus mengurus kesehatan mental dan fisik para atlet. Dampak negatifnya sekarang sudah dapat dirasakan.

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement