REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ponsel flip seperti Motorola RAZR pernah menguasai dunia. Namun, permintaan untuk layar yang lebih besar pada akhirnya akan mematikan ponsel flip, tentu disamping da faktor-faktor lainnya.
Dilansir dari GSMArena, Senin (21/6) ironisnya, justru permintaan layar yang lebih besar yang telah membawa ponsel flip kembali bangkit dengan perangkat seperti Motorola RAZR 2019 dan Samsung Galaxy Z Flip.
Ponsel flip muncul sangat awal dan Moto memiliki andil di dalamnya. Motorola MicroTAC dan StarTAC adalah beberapa dari ponsel flip awal dan keunggulan desainnya terlihat jelas, yakni menjaga keypad dari penekanan yang tidak disengaja, memindahkan lubang suara (atau corong) ke posisi yang lebih ergonomis dan bahkan melindungi layar dari goresan.
Ada beberapa kelemahan juga. Kompleksitas mekanisnya sangat besar. Selain itu, desain ini membuat ponsel lebih tebal.
Namun, yang pasti pengguna tidak bisa melihat layarnya. Bagaimana pengguna bisa tahu siapa yang menelpon? Atau melewatkan panggilan atau menerima pesan? Solusinya adalah menambahkan layar kedua, cukup besar untuk menyampaikan info penting itu (dan mungkin menunjukkan jam). Tapi itu rumit dan ada tambahan biaya.