Jumat 28 May 2021 04:55 WIB

Tepat Mengolah Limbah Berbahaya Beracun dari Hulu ke Hilir

Ada beberapa jenis limbah beracun yang bisa dimanfaatkan kembali.

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga beraktivitas di antara tumpukan limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).  ilustrasi
Foto:

Mengolah limbah menjadi energi

Sudah 26 beroperasi di Indonesia, PPLI kini  hampir menangani limbah B3 dari semua sektor. Perusahaan dengan luas wilayah 63 ha ini menangani limbah B3 dari industri manufaktur, garmen, tekstil, consumer goods hingga industri makanan.

Secara umum, limbah yang ditangani PPLI diklasifikasikan dalam  limbah padat dan cair. Limbah padat biasanya diolah dengan solid waste treatment. Limbah-limbah padat itu dihilangkan racunnya sampai aman disimpan di tempat penimbunan limbah atau landfill.

Sementara, untuk limbah cair diolah dengan beberapa proses. Limbah cair dinetralkan kandungan logamnya sampai airnya mencapai baku mutu yang siap dibuang.

Tak semua limbah B3 akan dibuang. Ada beberapa jenis limbah B3 yang bisa dimanfaatkan kembali. Arum menjelaskan, untuk limbah cair atau bubuk yang memiliki kalori lebih dari 2500 atau yang mudah terbakar bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar.  Limbah yang bisa dimanfaatkan antara lain seperti pestisida, tiner, solvent dan sludge.

Limbah-limbah ini diblending dan diolah sehingga menghasilkan bahan bakar sintetis (BBS). BBS bisa digunakan untuk pengganti batubara di perusahaan semen.

"Bisa menjadi bahan bakar di cement kiln (pengolahan semen-red)," ucap dia.

PPLI kini memiliki kapasitas pengolahan dengan 300-500 ton per hari. Dengan kapasitas ini, PPLI mengolah sekitar 10 persen limbah B3 yang ada di Indonesia.

PPLI, kata Arum merupakan perusahaan terintegrasi yang mengolah limbah B3 mulai dari awal penanganan limbah, pengambilan limbah, uji laboratorium sampai penimbunan.

"Perusahaan yang terintegrasi dari awal penanganan limbah, pengambilan, uji lab sampai penimbunan  emang baru ada satu (PPLI-red). Ada beberapa pelayanan persahaan lain mungkin hanya jadi pengumpul saja, pemanfaatan saja, atau transportasi saja" ucap dia.

Mengutamakan keamanan pekerja

Bekerja dengan zat-zat berbahaya dan beracun tentu memerlukan keamanan khusus. Arum mengatakan lokasi pengolahan limbah PPLI berada dengan jarak yang aman dengan pemukiman.

"Kita karwayan ada 800 semuanya menggunakan APD (Alat pelindung diri-red). APD  wajib, di tiap-tiap arena semua wajib memakai respirator helm," ucap dia.

Dari sisi trabsportasi, semua armada pengangkut limbah B3, kata Arum juga menggunakan armada yang berizin. Pengecekan dilakukan setiap hari.

Bukan hanya armada, personel juga ditraining, dilengkapi dengan pelatihan sehingga petugas bisa mengatasi kendala-kendala yang ada di jalan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement