REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) ternyata bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Salah satunya diolah menjadi bahan bakar sintetis (BBS).
Hal ini yang dikerjakan oleh PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI). Humas PPLI Arum Pusposari mengatakan limbah yang memiliki kalori tinggi dan mudah terbakar bisa diolah menjadi BBS.
Dia mencontohkan, bahan-bahan yang memiliki kalori lebih dari 2.500 atau yang mudah terbakar seperti pestisida, thinner, solvent dan sludge jika diblending akan dapat menghasilkan BBS. Blending adalah satu proses pencampuran dua bahan atau lebih ke dalam suatu sistem sehingga menghasilkan produk yang memiliki spesifikasi tertentu.
"Jadi limbah-limbah dengan karakteristik tadi kita blend di fasilitas kita nanti outputnya itu menjadi BBS," ucap dia, dalam talkshow 'Kenali Limbah B3 dan Bahayanya', yang disimak Republika.co.id secara virtual pada Jumat (21/5).
BBS bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam industri semen. BBS bisa digunakan untuk pengganti batubara. Dengan menggunakan BBS, perusahaan semen bisa berhemat biaya operasional.
"Bisa menjadi bahan bakar di cement kiln (pengolahan semen-red)," kata dia.
Arum menjelaskan, secara umum, limbah yang ditangani PPLI diklasifikasikan dalam limbah padat dan cair. Limbah padat biasanya diolah dengan solid waste treatment. Limbah-limbah padat itu distabilisasi atau dihilangkan racunnya sampai aman disimpan di tempat penimbunan limbah atau landfill.
Sementara, untuk limbah cair diolah dengan beberapa proses. Limbah cair dinetralkan kandungan zat beracunnya, sampai airnya mencapai baku mutu yang siap dibuang ke lingkungan.
Sudah 26 tahun beroperasi di Indonesia, PPLI kini hampir menangani limbah B3 dari semua sektor. PPLI menangani limbah B3 dari industri manufaktur, garmen, tekstil, consumer goods hingga industri makanan.
Perusahaan yang beroperasi di wilayah Bogor dengan luas 63 ha ini memiliki kapasitas pengolahan dengan japasitas 300-500 ton per hari. Dia mengatakan proses pengolahan limbah PPLI bersifat terintegrasi mulai dari awal penanganan limbah, pengambilan limbah, uji kaboratorium sampai penimbunan.
Utamakan keselamatan pekerja
Bekerja dengan zat-zat berbahaya dan beracun tentu memerlukan keamanan khusus. Arum mengatakan, demi keamanan lokasi pengolahan limbah PPLI berada dengan jarak yang aman dengan pemukiman. Untuk lokasi, PPLI berada di wilayah Gunung Putri Kabupaten Bogor tepatnya di Desa Nambo.
"Kita karyawan ada 800 semuanya menggunakan APD (Alat pelindung diri-red). APD wajib, di tiap-tiap arena semua wajib memakai respirator helm," ucap dia.
Dari sisi transportasi, semua armada pengangkut limbah B3, kata Arum juga menggunakan armada yang berizin. Pengecekan dilakukan setiap hari.
Tak hanya itu, personel juga ditraining, dilengkapi dengan pelatihan sehingga petugas bisa mengatasi kendala-kendala yang ada di jalan untuk memastikan transportasi limbah berjalan aman.