Senin 12 Apr 2021 14:42 WIB

Studi:Algoritma Iklan Lowongan Facebook Diskriminatif Gender

Temuan studi akan ilegal di bawah undang-undang diskriminasi ketenagakerjaan federal.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Facebook
Foto: EPA
Facebook

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Facebook tidak seharusnya membiarkan pengiklan menargetkan berdasarkan hal-hal diskriminasi seperti usia atau jenis kelamin untuk iklan pekerjaan. Namun, sebuah studi baru menunjukkan algoritma iklan jejaring sosial tetap melakukannya.

Lebih dari dua tahun Facebook menonaktifkan fitur khusus untuk daftar perumahan dan pekerjaan. Namun, para peneliti di University of Southern California menemukan bahwa daftar pekerjaan tertentu secara misterius masih menunjukkan ketidaksesuaian yang nyata pada siapa yang melihatnya. Temuan studi akan ilegal di bawah undang-undang diskriminasi ketenagakerjaan federal.

Baca Juga

“Sistem kami memperhitungkan banyak sinyal untuk mencoba dan menayangkan iklan kepada orang-orang yang paling mereka minati, tetapi kami memahami kekhawatiran yang diangkat dalam laporan itu,” kata juru bicara Facebook dalam sebuah pernyataan menanggapi penelitian tersebut, yang dibagikan dengan Mashable.

“Kami telah mengambil langkah-langkah yang berarti untuk mengatasi masalah diskriminasi dalam iklan dan memiliki tim yang menangani keadilan iklan hari ini. Kami terus bekerja sama dengan komunitas hak-hak sipil, regulator dan akademisi dalam hal-hal penting ini,” ujarnya lagi.

Dilansir dari Mashable, Senin (12/4), untuk memahami penelitian ini, pertama-tama yang harus dipahami adalah undang-undang Amerika Serikat (AS) yang melarang diskriminasi kerja atas dasar ras, jenis kelamin dan sebagainya. Atasan secara teknis masih diperbolehkan untuk mempekerjakan berdasarkan kualifikasi pekerjaan yang bonafide.

Itu berarti perusahaan yang membuat pakaian pria secara hukum diizinkan untuk hanya mempertimbangkan pria untuk posisi model. Padahal itu akan menjadi diskriminasi di sebagian besar bidang lain.

Sementara studi sebelumnya yang mencapai kesimpulan yang sama tentang algoritma iklan Facebook menggunakan metodologi yang berbeda. Studi USC berfokus pada hal ini dengan membuat daftar pekerjaan untuk pekerjaan yang menunjukkan kecurangan gender kehidupan nyata yang sama.

Bahkan ketika memilih untuk mengoptimalkan kampanye iklan untuk tampilan yang paling mungkin (dibandingkan dengan klik-tayang yang paling mungkin, opsi lain yang ditawarkan Facebook kepada pengiklan), kesenjangan gender masih tetap ada. Menariknya, semua ini tidak terjadi ketika metodologi yang sama diterapkan pada layanan daftar LinkedIn.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement