Kamis 18 Feb 2021 18:49 WIB

Ilmuwan Temukan Genom Mammoth Berusia Jutaan Tahun

Mammoth tertua berusia sekitar 1,65 juta tahun.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Mammoth
Foto:

Tom van der Valk, dari Science for Life Laboratory, Uppsala University, Swedia, mengatakan bahwa fragmen DNA seperti teka-teki dengan jutaan keping kecil dibandingkan yang didapatkan dari DNA modern berkualitas tinggi.

Dengan menggunakan genom dari gajah Afrika, para peneliti mampu merekonstruksi bagian dari genom mammoth. Studi tersebut menemukan bahwa mammoth bernama Krestovka mewakili garis keturunan genetik yang sebelumnya tidak dikenal. Spesies ini diperkirakan para peneliti berbeda dari mammoth lain sekitar dua juta tahun yang lalu dan merupakan nenek moyang yang menjajah Amerika Utara.

Studi menelusuri garis keturunan dari mammoth stepa Adycha berusia jutaan tahun hingga Chukochya dan mammoth berbulu lainnya. Para peneliti juga menemukan varian gen yang terkait dengan kehidupan di Kutub Utara, seperti bulu, termoregulasi, timbunan lemak, dan toleransi dingin pada spesimen yang lebih tua, yang menunjukkan bahwa mammoth sudah memiliki bulu jauh sebelum mammoth berbulu diketahui.

Siberia telah melewati kondisi zaman es kering dan dingin serta periode basah dan hangat. Saat ini, perubahan iklim menyebabkan lapisan es mencair dan mengungkap lebih banyak spesimen.

Dalén mengatakan ada risiko bahwa di tengah curah hujan yang lebih tinggi, sisa-sisa ini dapat tersapu bersih. Selain itu, Dalén mengatakan teknologi baru memungkinkan pengurutan DNA yang lebih tua dari sisa-sisa yang ditemukan di permafrost, yang berasal dari 2,6 juta tahun yang lalu.

Para peneliti tertarik untuk melihat makhluk seperti nenek moyang rusa, musk ox, serigala dan lemming, untuk menjelaskan evolusi spesies modern. Studi tentang pencarian genetik di masa lalu ini diterbitkan di jurnal Nature.

“Genomik telah didorong ke dalam waktu yang lama oleh raksasa zaman es, mamalia kecil yang mengelilingi mereka mungkin akan segera bersenang-senang,” jelas Alfred Roca, seorang profesor di departemen ilmu hewan di Universitas Illinois, Amerika Serikat (AS).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement