Sabtu 24 Oct 2020 05:54 WIB

Mengenal Bennu, Asteroid Gelap Tua dan Misterius

Pesawat NASA Osiris-rex mengambil sampel dari asteroid Bennu untuk diteliti di Bumi.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
 Gambar tak bertanggal yang disediakan oleh NASA ini menunjukkan asteroid Bennu dari pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx. Setelah hampir dua tahun mengitari asteroid kuno, OSIRIS-REx akan mencoba turun ke permukaan berbahaya yang dipenuhi bebatuan dan menyambar segenggam puing pada hari Selasa, 20 Oktober 2020.
Foto: AP/NASA/Goddard/University of Arizo
Gambar tak bertanggal yang disediakan oleh NASA ini menunjukkan asteroid Bennu dari pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx. Setelah hampir dua tahun mengitari asteroid kuno, OSIRIS-REx akan mencoba turun ke permukaan berbahaya yang dipenuhi bebatuan dan menyambar segenggam puing pada hari Selasa, 20 Oktober 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pesawat luar angkasa OSIRIS-REx NASA pada Selasa (20/10) membuka lengan robotiknya dan menyentuh asteroid yang dikenal sebagai Bennu. Wahana Osiris mengumpulkan debu dan kerikil dari permukaan asteroid.

Misi OSIRIS-REx bertujuan untuk membawa sampel kembali ke Bumi untuk dipelajari pada tahun 2023. Pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx, seukuran van 15 penumpang, saat ini mengorbit asteroid Bennu 321 juta km dari Bumi.

Baca Juga

Ketika pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx tiba di asteroid Bennu pada bulan Desember 2018, gambar close-up-nya mengkonfirmasi apa yang diduga oleh perencana misi: Bennu terbuat dari bahan lepas yang terkumpul lemah oleh gravitasi, dan berbentuk seperti gasing berputar.

Bennu mengandung bahan dari tata surya awal dan mungkin mengandung prekursor molekuler untuk kehidupan dan lautan di bumi. Insinyur dan ilmuwan OSIRIS-REx akan menggunakan beberapa teknik untuk mengidentifikasi dan mengukur sampel dari jarak jauh.

Jika acara pengumpulan sampel 20 Oktober memberikan cukup sampel, tim misi akan memerintahkan pesawat ruang angkasa untuk mulai menyimpan kargo untuk memulai perjalanannya kembali ke Bumi pada Maret 2021. Jika tidak, mereka akan bersiap untuk upaya lain pada Januari 2021.

Berikut yang perlu kita ketahui mengenai asteroid Bennu, dilansir di Earth Sky, Jumat (23/10):

Sangat gelap

Bennu tergolong asteroid tipe-B yang artinya mengandung banyak karbon beserta berbagai mineralnya. Kandungan karbon Bennu menciptakan permukaan asteroid yang memantulkan sekitar 4 persen cahaya yang menghantamnya, dan itu tidak banyak.

Bennu adalah asteroid karbon yang belum mengalami perubahan drastis yang mengubah komposisi, yang berarti bahwa di dalam dan di bawah permukaannya yang lebih gelap dari pekatnya terdapat bahan kimia dan batuan sejak lahirnya tata surya.

Sangat tua

Bennu (kebanyakan) tidak terusik selama miliaran tahun. Tidak hanya sangat dekat dan mengandung karbon, asteroid ini juga sangat primitif sehingga para ilmuwan menghitungnya terbentuk dalam 10 juta tahun pertama dari sejarah tata surya kita, lebih dari 4,5 miliar tahun yang lalu.

Bennu adalah asteroid 'tumpukan puing'

Asteroid tumpukan puing seperti Bennu adalah benda langit yang terbuat dari banyak potongan puing berbatu yang dikompresi oleh gravitasi. Jenis detritus ini dihasilkan ketika sebuah tabrakan menghancurkan benda yang jauh lebih besar. Bagi Bennu, itu adalah asteroid induk yang lebarnya sekitar 100 km.

Bennu penuh dengan lubang di dalamnya, dengan 20 hingga 40 persen volumenya merupakan ruang kosong. Asteroid sebenarnya dalam bahaya terbang terpisah, jika mulai berputar lebih cepat atau berinteraksi terlalu dekat dengan benda planet.

Asteroid ini mungkin menyimpan petunjuk tentang asal mula semua kehidupan di Bumi

Bennu adalah artefak primordial yang terawetkan di ruang hampa udara, mengorbit di antara planet dan bulan serta asteroid dan komet. Karena usianya yang begitu tua, Bennu bisa jadi terbuat dari bahan yang mengandung molekul yang ada saat kehidupan pertama kali terbentuk di Bumi.

Semua bentuk kehidupan Bumi didasarkan pada rantai atom karbon yang terikat dengan oksigen, hidrogen, nitrogen, dan elemen lainnya. Namun, bahan organik seperti yang diharapkan para ilmuwan dalam sampel dari Bennu tidak selalu berasal dari biologi. Namun, pencarian ilmuwan lebih lanjut akan mengungkap peran asteroid yang kaya akan organik dalam mengkatalisasi kehidupan di Bumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement