Rabu 19 Aug 2020 10:52 WIB

Studi Ungkap Ledakan Bintang Bisa Sebabkan Kepunahan di Bumi

Ledakan bintang bisa menyebabkan rusaknya lapisan ozon.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Supernova (ilustrasi).
Foto: Science Alert
Supernova (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terbaru dari Universitas Illinois mengeksplorasi kemungkinan peristiwa astronomi bertanggungjawab atas kepunahan massal pada 359 juta tahun lalu di bumi. Kepunahan itu terjadi di periode Devonian dan Carboniferous.

Tim peneliti berkonsentrasi pada periode Devonian-Carboniferous dimana banyak batuan mengandung ratusan generasi spora tanaman yang nampaknya bekas terbakar cahaya ultraviolet. Itulah bukti jebolnya lapisan ozon di masa lalu.

Baca Juga

"Bencana seperti letusan gunung api berskala besar dan pemanasan global bisa merusak lapisan ozon juga, tapi pada saat itu lebih mungkin disebabkan ledakan bintang yang jaraknya 65 juta tahun cahaya dari bumi," kata anggota peneliti profesor Brian Fields dilansir dari sciencedaily pada Rabu (19/8).

Fields menggambarkan bahwa Bumi merupakan bagian dari sistem galaksi. Bumi tak lepas dari pengaruh yang terjadi di luar angkasa.

"Pesan penelitian kami adalah bumi tidak hadir dalam isolasi. Bumi bagian dari galaksi yang lebih besar dan galaksi ini bisa mempengaruhi kehidupan di bumi," ucap Fields.

Tim peneliti mendapati salah satu bintang terdekat dari bumi ialah Betelgeuse yang jaraknya 600 tahun cahaya. Bintang itu menjadi ancaman terkini bagi bumi. Tim peneliti memantau penyebab rusaknya ozon karena faktor di luar bumi seperti hantaman meteor, erupsi matahari dan tembakan sinar gamma.

"Tapi peristiwa semacam itu cepat berakhir dan jarang menyebabkan kerusakan ozon yang terjadi di akhir periode Devonian," ujar anggota peneliti, Jesse Miller.

Kerusakan ozon di masa bumi purba lebih mungkin terjadi karena ledakan bintang. Dampak ledakan bintang bisa membanjiri bumi dengan sinar ultraviolet, X-ray dan sinar gamma. Kerusakan di bumi akibat hal itu bisa berlangsung hingga 100 ribu tahun.

"Ada kemungkinan ledakan bintang berturut-turut. Bintang besar biasanya satu klaster dengan bintang besar lain sehingga ledakannya bisa berturut-turut," ucap Miller.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement